Selasa, 21 Juni 2011

(Daun Muda) - Belenggu Rindu Yang Tertahan

Siang itu di sebuah rumah yang
cukup asri, seorang gadis yang
berambut panjang terurai
dengan raut wajah yang manis
terlihat sedang menanti
kedatangan seseorang. Tiba-tiba
datang seorang pemuda yang
mengenakan kaos biru di padu
dengan jeans warna serupa. Dia
berjalan menuju kerumah gadis
yang sedang asyik duduk di
depan rumahnya, si gadis
sesekali mengawasi depan
rumahnya kalau-kalau yang di
tunggu sudah datang atau
belum.
Dengan senyum yang manis
kemudian gadis itu menyapa sang
pemuda yang kelihatan rapi,
harum dan segar siang itu.
“Hallo Mas Adietya sayang..”
sapanya dengan panggilan khas
yang mesra ke padaku.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku
pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,”
lanjutku lagi.
Antara aku dan si gadis memang
terlihat mesra di setiap
kesempatan apa aja. Baik itu
melalui panggilan ataupun sikap
terhadap masing-masing. Seperti
halnya siang itu, yang kebetulan
keadaan di rumah sang gadis
nampaknya sedang sepi, dia
bilang ortunya lagi ke rumah
saudaranya yang pulangnya
nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa
rindu yang tertahan, aku
memeluk gadis pujaanku dengan
mesra, sambil membisikan kata.
“Adiet kangen banget nih
sayang,” bisikku di telinga nya
sambil mencumbu daun
telinganya.
“aku juga kangen Mas sayang..”
jawabnya pelan.
Kemudian kita terlibat
perbincangan sesaat, yang
selanjutnya aku merengkuh bahu
si gadis dan mengajaknya masuk
ke dalam ruangan tamu. Di sofa
kita duduk sangat dekat sekali,
sampai-sampai kita bisa
merasakan hembusan nafas
masing-masing, saat kita
bertatapan wajah.
“Kamu cantik sekali siang ini
sayang..” kataku lembut.
Sembari tanganku meremas
kedua tangannya dan kemudian
aku lanjutkan untuk menarik
tubuhnya lebih rapat. Si gadis
tak menjawab hanya tersipu
raut wajahnya, yang di
ekspresikan dengan memelukku
erat. Tanganku kemudian
memegang kedua pipinya dan tak
lama bibirku sudah mengulum
bibirnya yang terbuka sedikit
dan bentuknya yang ranum,
sembari dia memejamkan kedua
bola matanya.
Lidahku bermain di rongga
mulutnya untuk memberikan
perasaan yang membuat nya
mendesah sesaat setelahnya. Di
balik punggungnya jemari
tanganku dengan lembut masuk
ke dalam kaos warna putihnya
dan mencoba membuka kaitan
bra dari belakang punggungnya.
Dengan dua kali gerakan,
terbukalah kaitan bra hitamnya
yang berukuran 36b itu.
Jemari tanganku langsung
mengelus tepian payudaranya
yang begitu kenyal dan
menggairahkan itu. Dan tak lama
setelah itu jariku sudah memilin
putingnya yang mulai keras,
yang nampaknya dia mulai
menikmati dan sudah terangsang
diiringi dengan desahannya yang
sensual.
“Ohh.. Mas sayang..” desahnya
lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas
dari bibirnya dan menyeruak
lebih ke dalam yang sesekali
mulutku menghisap lidahnya
keluar masuk. Selanjutnya
dengan gerakan pelan aku
membuka kaos putihnya dan
langsung mulutku menelusuri
payudaranya dan berakhir di
putingnya yang menonjol kecil.
Aku menjulurkan lidahku tepat di
ujung payudaranya, yang
membuat dia menggelinjang dan
mendesah kembali.
“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”
Sesaat aku menghentikan
cumbuanku kepadanya dan
memegang kedua pipinya kembali
sambil membisikkan kata.
“Sayang.. Payudara kamu
sungguh indah bentukya,” bisikku
lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum
senyumnya yang manis sembari
kembali memelukku mesra.
Dengan mesra aku mengajak si
gadis berjalan ke arah kamarnya
yang lumayan besar dan bersih.
Layaknya kamar seorang gadis
yang tertata rapi dan aroma
segar wangi bunga-bunga yang
ada ditaman depan kamarnya
terhirup olehku saat
memasukinya.
Tak berselang lama kemudian,
aku mengangkat tubuh sexy
sang gadis dan meletakkannya di
atas meja belajar yang ada di
kamarnya. Sang gadis masih
mengenakan celana jeansnya,
kecuali bagian atasnya yang
sudah terbuka saat kita
berasyik masyuk di ruang tamu.
Perlahan aku memeluk tubuh
sang gadis kembali, yang aku
lanjutkan dengan menjelajahi
leher jenjangnya dengan lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti
permukaan kulitnya dan
berpindah sesaat ketika lidahku
mencapai belakang telinganya
dan membuat tubuh sang gadis
kembali bergetar pelan. Desahan
dan getaran tubuhnya
menandakan kalau sang gadis
sudah sangat terangsang oleh
setiap cumbuanku. Tanganku tak
tinggal diam sementara bibirku
mencumbui setiap titik sensitif
yang ada di tubuh sang gadis.
Jemariku mulai mengarah
kebawah menuju celana jeans
nya dan tanpa kesulitan aku
menurunkan resliting celananya
yang nampak olehku pinggiran
celana dalam warna hitamnya
yang sexy.
Kemudian aku melemparkan
celana jeansnya ke lantai dan
seketika tanganku dengan
lembut merengkuh bongkahan
pantatnya yang padat berisi. Aku
mengelus kedua bongkahannya
pelan dan sesekali jariku
menyelip di antara tepian celana
dalamnya yag membuat bibirnya
kembali bergetar mendesah lirih.
“Oh.. Mas sayang..” desahnya
parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain
di atas, kemudian berpindah
setelah aku merasakan cukup
untuk merangsangnya di bagian
itu. Lidahku menjulur lembut
ketika mencapai permukaan kulit
perutnya yang berakhir di
pusarnya dan bermain sejenak
yang mengakibatkan tubuhnya
menggelinjang kedepan.
“Ssshh..” desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai
menurunkan celana dalamnya
dan aku membiarkan
menggantung di lututnya yang
sexy. Kembali aku melanjutkan
cumbuan yang mengarah ke
tepian pangkal pahanya dengan
lembut dan sesekali aku
mendengar sang gadis mendesah
lagi. Aku mencium aroma khas
setelah lidahku mencapai
bukitnya yang berbulu hitam dan
lebat sekali, namun cukup
terawat terlihat olehku sekilas
dari bentuk bulu vaginanya yang
menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah
menjilati bibir luar vaginanya
dengan memutar ujung lidahku
lembut. Kemudian aku lanjutkan
dengan menjulurkan lebih ke
dalam lagi untuk mencapai bibir
dalamnya yang sudah sangat
basah oleh lendir kenikmatan
yang di keluarkan dari lubang
vaginanya. Tubuh sang gadis
mengelinjang perlahan
bersamaan dengan tersentuhnya
benjolan kecil di atas vagina
miliknya oleh ujung lidahku.
“Ohh.. Mas sayang” jeritnya
tertahan.
“Aku nggak kuat Mas..”
tambahnya lirih.
Yang aku lanjutkan dengan
menghentikan tindakanku sesaat.
Aku menurunkan tubuh sang
gadis dari atas meja, kemudian
aku berdiri tepat di hadapanya
yang sudah berjongkok sambil
menatap penisku yang sudah
berdiri tegang sekali.
Dengan gerakan lincah bibir sang
gadis langsung mengulum kepala
penisku dengan lembut dan
memutar lidahnya di dalam
mulutnya yang mungil dan memilin
kepala penisku yang mengkilat.
Tubuhku bergetar hebat ketika
menerima semua gerakan erotis
mulai dari jemari tangannya yang
lembut mengelus batang penisku
serta bibir dan lidahnya yang
lincah menelusuri buah zakarku.
“Ohh.. Sayang” desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang
ku remas sebagai expresi dari
kenikmatan yang mengalir di
sekujur tubuhku. Setelah
beberapa saat sang gadis
menjelajahi organ sensitifku, aku
merengkuh bahunya serta
memintanya berdiri dan kembali
aku mendudukkan pantatnya
yang padat berisi di tepian meja
sementara salah satu kaki
jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku
mengangkat paha kirinya dan
bertumpu pada lenganku, di saat
selanjutnya tangan kiriku
memegang batang penisku yang
sudah sangat tegang sekali
menahan rangsangan yang
menggelora dan
mengarahkannya tepat di bibir
vaginanya yang sudah basah
oleh lendir birahi. Pada saat
bersamaan ujung telunjukku juga
mengelus belahan antara anus
dan bibir bawah vaginyanya.
“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku
enggak kuat” jeritnya lirih.
Aku masih belum merespon atas
jeritan lirihnya, sebaliknya aku
menundukkan kepala untuk
kembali menjilati kedua
payudaranya bergantian dan
berakhir di puting payudara
yang sebelah kiri. Gerakanku
membuatnya menggelinjang dan
semakin keras desahannya
terdengar.
“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang
yah” pintanya lirih, dengan mata
yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan
batang penisku tepat di belahan
vaginanya dan mendorongnya
lembut.
“Slepp..” irama yang di timbulkan
ketika penisku sudah menyeruak
bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis
mengeluarkan desahan sexynya.
“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.
Setengah dari batang penisku
sudah masuk ke dalam
vaginanya, yang aku padukan
dengan gerakan bibirku
mengulum bibirnya yang ranum
serta memilin dan memutar ujung
lidahnya lembut. Untuk
menambah kenikmatan buat
dirinya, aku mulai memajukan
sedikit demi sedikit sisa batang
penisku ke rongga vaginanya
yang paling dalam dan aku
mengarahkan ujung penisku
menyentuh G-spotnya. Mulut
sang gadis menggumam lirih
karena mulutku juga masih
mengulum bibirnya.
“Mmm.. Mmm” gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan
sang gadis menyentuh buah
zakarku dan memijitnya lembut
yang membuat tubuhku ikut
mengelinjang menahan
kenikmatan yang sama. Pinggulku
membuat gerakan maju mundur
untuk kesekian kalinya dan
sepertinya sang gadis akan
mendapatkan orgasme
pertamanya ditandai dengan
gerakan tangannya yang
merengkuh bahuku erat dan
menggigit bibir bawahnya lirih.
“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya
bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat
yang kurasakan di dalam, rongga
vaginanya menjepit erat batang
penisku. Tangannya merengkuh
bongkahan pantatku serta
menariknya lebih erat lagi. Tak
lama berselang sang gadis
kemudian tersenyum manis dan
mengecup bibirku kembali sambil
mengucapkan kata.
“Thanks yah.. Mas
sayang”ucapnya mesra.
Aku membalasnya dengan
memberikan senyum dan
mengatakan.
“Aku bahagia.. kalau sayang bisa
menikmati semua ini” ucapku
kemudian.
Hanya beberapa saat setelah
sang gadis mendapatkan
orgasmenya, aku membalikkan
tubuhnya membelakangiku
sembari kedua tanganya
berpegang pada pingiran meja.
Dengan pelan kutarik
pinggangnya sambil memintanya
menunduk, maka nampaklah di
depanku bongkahan pantatnya
yang sexy dengan belahan
vaginanya yang menggairahkan.
Perlahan aku memajukan
tubuhku sambil memegang
batang penisku dan
mengarahkannya tepat di bibir
vaginanya, sementara kaki
kananku mengeser kaki
kanannya untuk membuka
pahanya sedikit melebar. Dengan
gerakan mantap penisku
menyeruak sedikit demi sedikit
membelah vaginanya lembut.
“Slepp..” masuklah setengah
batang penisku ke dalam rongga
vaginanya.
“Sss..” sang gadis mendesah
menerima desakan penisku.
Tanganku perlahan meremas
payudaranya dari belakang mulai
dari yang sebelah kiri dan
dilanjutkan dengan yang sebelah
kanan secara bergantian.
Sementara pinggulku memulai
gerakan maju mundur untuk
kembali menyeruak rongga
vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi
tersendiri dimana seluruh batang
penisku dapat menyentuh G-
spotnya, sementara tanganku
dengan bebas menjelajahi seluruh
organ sensitifnya mulai dari
kedua payudara berikut
putingnya dan belahan anus dan
bagian tubuh lainnya.
“Ohh.. Mas sayang” desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh
lubang anusnya sambil aku
berkonsentrasi memaju
mundurkan penisku. Setelah
cukup beberapa saat aku
menggerakan pinggulku
memompa belahan vaginanya.
Dengan gerakan lembut aku
menarik wajahnya mendekat,
masih dalam posisi
membelakangiku aku mengulum
bibirnya dan meremas kedua
payudaranya lembut.
“Sayang aku mau keluar nih,”
bisiku lirih.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau”
sahutnya pelan.
Aku mempercepat gerakanku
memompa vaginanya dari
belakang tanpa melepas
ciumanku di bibirnya dan
remasan ku di kedua
payudaranya. Pada saat terakhir
aku mencengkeram kedua
pinggulnya erat dan memajukan
penisku lebih dalam.
“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku
kemudian.
Menyemburlah spermaku yang
cukup banyak ke dalam rongga
vaginanya dan beberapa tetes
meleleh keluar mengalir di kedua
pahanya. Untuk beberapa saat
aku mendiamkan kejadian ini
sampai akhirnya penisku mengecil
dengan sendirinya di dalam
vaginanya yang telah
memberikan kenikmatan yang
tak bisa aku ungkapkan.
Demikianlah rasa rinduku
terhadap kekasihku setelah
beberapa lamanya tidak saling
bertemu.