Selasa, 21 Juni 2011

(Daun Muda) - Belenggu Rindu Yang Tertahan

Siang itu di sebuah rumah yang
cukup asri, seorang gadis yang
berambut panjang terurai
dengan raut wajah yang manis
terlihat sedang menanti
kedatangan seseorang. Tiba-tiba
datang seorang pemuda yang
mengenakan kaos biru di padu
dengan jeans warna serupa. Dia
berjalan menuju kerumah gadis
yang sedang asyik duduk di
depan rumahnya, si gadis
sesekali mengawasi depan
rumahnya kalau-kalau yang di
tunggu sudah datang atau
belum.
Dengan senyum yang manis
kemudian gadis itu menyapa sang
pemuda yang kelihatan rapi,
harum dan segar siang itu.
“Hallo Mas Adietya sayang..”
sapanya dengan panggilan khas
yang mesra ke padaku.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku
pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,”
lanjutku lagi.
Antara aku dan si gadis memang
terlihat mesra di setiap
kesempatan apa aja. Baik itu
melalui panggilan ataupun sikap
terhadap masing-masing. Seperti
halnya siang itu, yang kebetulan
keadaan di rumah sang gadis
nampaknya sedang sepi, dia
bilang ortunya lagi ke rumah
saudaranya yang pulangnya
nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa
rindu yang tertahan, aku
memeluk gadis pujaanku dengan
mesra, sambil membisikan kata.
“Adiet kangen banget nih
sayang,” bisikku di telinga nya
sambil mencumbu daun
telinganya.
“aku juga kangen Mas sayang..”
jawabnya pelan.
Kemudian kita terlibat
perbincangan sesaat, yang
selanjutnya aku merengkuh bahu
si gadis dan mengajaknya masuk
ke dalam ruangan tamu. Di sofa
kita duduk sangat dekat sekali,
sampai-sampai kita bisa
merasakan hembusan nafas
masing-masing, saat kita
bertatapan wajah.
“Kamu cantik sekali siang ini
sayang..” kataku lembut.
Sembari tanganku meremas
kedua tangannya dan kemudian
aku lanjutkan untuk menarik
tubuhnya lebih rapat. Si gadis
tak menjawab hanya tersipu
raut wajahnya, yang di
ekspresikan dengan memelukku
erat. Tanganku kemudian
memegang kedua pipinya dan tak
lama bibirku sudah mengulum
bibirnya yang terbuka sedikit
dan bentuknya yang ranum,
sembari dia memejamkan kedua
bola matanya.
Lidahku bermain di rongga
mulutnya untuk memberikan
perasaan yang membuat nya
mendesah sesaat setelahnya. Di
balik punggungnya jemari
tanganku dengan lembut masuk
ke dalam kaos warna putihnya
dan mencoba membuka kaitan
bra dari belakang punggungnya.
Dengan dua kali gerakan,
terbukalah kaitan bra hitamnya
yang berukuran 36b itu.
Jemari tanganku langsung
mengelus tepian payudaranya
yang begitu kenyal dan
menggairahkan itu. Dan tak lama
setelah itu jariku sudah memilin
putingnya yang mulai keras,
yang nampaknya dia mulai
menikmati dan sudah terangsang
diiringi dengan desahannya yang
sensual.
“Ohh.. Mas sayang..” desahnya
lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas
dari bibirnya dan menyeruak
lebih ke dalam yang sesekali
mulutku menghisap lidahnya
keluar masuk. Selanjutnya
dengan gerakan pelan aku
membuka kaos putihnya dan
langsung mulutku menelusuri
payudaranya dan berakhir di
putingnya yang menonjol kecil.
Aku menjulurkan lidahku tepat di
ujung payudaranya, yang
membuat dia menggelinjang dan
mendesah kembali.
“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”
Sesaat aku menghentikan
cumbuanku kepadanya dan
memegang kedua pipinya kembali
sambil membisikkan kata.
“Sayang.. Payudara kamu
sungguh indah bentukya,” bisikku
lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum
senyumnya yang manis sembari
kembali memelukku mesra.
Dengan mesra aku mengajak si
gadis berjalan ke arah kamarnya
yang lumayan besar dan bersih.
Layaknya kamar seorang gadis
yang tertata rapi dan aroma
segar wangi bunga-bunga yang
ada ditaman depan kamarnya
terhirup olehku saat
memasukinya.
Tak berselang lama kemudian,
aku mengangkat tubuh sexy
sang gadis dan meletakkannya di
atas meja belajar yang ada di
kamarnya. Sang gadis masih
mengenakan celana jeansnya,
kecuali bagian atasnya yang
sudah terbuka saat kita
berasyik masyuk di ruang tamu.
Perlahan aku memeluk tubuh
sang gadis kembali, yang aku
lanjutkan dengan menjelajahi
leher jenjangnya dengan lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti
permukaan kulitnya dan
berpindah sesaat ketika lidahku
mencapai belakang telinganya
dan membuat tubuh sang gadis
kembali bergetar pelan. Desahan
dan getaran tubuhnya
menandakan kalau sang gadis
sudah sangat terangsang oleh
setiap cumbuanku. Tanganku tak
tinggal diam sementara bibirku
mencumbui setiap titik sensitif
yang ada di tubuh sang gadis.
Jemariku mulai mengarah
kebawah menuju celana jeans
nya dan tanpa kesulitan aku
menurunkan resliting celananya
yang nampak olehku pinggiran
celana dalam warna hitamnya
yang sexy.
Kemudian aku melemparkan
celana jeansnya ke lantai dan
seketika tanganku dengan
lembut merengkuh bongkahan
pantatnya yang padat berisi. Aku
mengelus kedua bongkahannya
pelan dan sesekali jariku
menyelip di antara tepian celana
dalamnya yag membuat bibirnya
kembali bergetar mendesah lirih.
“Oh.. Mas sayang..” desahnya
parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain
di atas, kemudian berpindah
setelah aku merasakan cukup
untuk merangsangnya di bagian
itu. Lidahku menjulur lembut
ketika mencapai permukaan kulit
perutnya yang berakhir di
pusarnya dan bermain sejenak
yang mengakibatkan tubuhnya
menggelinjang kedepan.
“Ssshh..” desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai
menurunkan celana dalamnya
dan aku membiarkan
menggantung di lututnya yang
sexy. Kembali aku melanjutkan
cumbuan yang mengarah ke
tepian pangkal pahanya dengan
lembut dan sesekali aku
mendengar sang gadis mendesah
lagi. Aku mencium aroma khas
setelah lidahku mencapai
bukitnya yang berbulu hitam dan
lebat sekali, namun cukup
terawat terlihat olehku sekilas
dari bentuk bulu vaginanya yang
menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah
menjilati bibir luar vaginanya
dengan memutar ujung lidahku
lembut. Kemudian aku lanjutkan
dengan menjulurkan lebih ke
dalam lagi untuk mencapai bibir
dalamnya yang sudah sangat
basah oleh lendir kenikmatan
yang di keluarkan dari lubang
vaginanya. Tubuh sang gadis
mengelinjang perlahan
bersamaan dengan tersentuhnya
benjolan kecil di atas vagina
miliknya oleh ujung lidahku.
“Ohh.. Mas sayang” jeritnya
tertahan.
“Aku nggak kuat Mas..”
tambahnya lirih.
Yang aku lanjutkan dengan
menghentikan tindakanku sesaat.
Aku menurunkan tubuh sang
gadis dari atas meja, kemudian
aku berdiri tepat di hadapanya
yang sudah berjongkok sambil
menatap penisku yang sudah
berdiri tegang sekali.
Dengan gerakan lincah bibir sang
gadis langsung mengulum kepala
penisku dengan lembut dan
memutar lidahnya di dalam
mulutnya yang mungil dan memilin
kepala penisku yang mengkilat.
Tubuhku bergetar hebat ketika
menerima semua gerakan erotis
mulai dari jemari tangannya yang
lembut mengelus batang penisku
serta bibir dan lidahnya yang
lincah menelusuri buah zakarku.
“Ohh.. Sayang” desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang
ku remas sebagai expresi dari
kenikmatan yang mengalir di
sekujur tubuhku. Setelah
beberapa saat sang gadis
menjelajahi organ sensitifku, aku
merengkuh bahunya serta
memintanya berdiri dan kembali
aku mendudukkan pantatnya
yang padat berisi di tepian meja
sementara salah satu kaki
jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku
mengangkat paha kirinya dan
bertumpu pada lenganku, di saat
selanjutnya tangan kiriku
memegang batang penisku yang
sudah sangat tegang sekali
menahan rangsangan yang
menggelora dan
mengarahkannya tepat di bibir
vaginanya yang sudah basah
oleh lendir birahi. Pada saat
bersamaan ujung telunjukku juga
mengelus belahan antara anus
dan bibir bawah vaginyanya.
“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku
enggak kuat” jeritnya lirih.
Aku masih belum merespon atas
jeritan lirihnya, sebaliknya aku
menundukkan kepala untuk
kembali menjilati kedua
payudaranya bergantian dan
berakhir di puting payudara
yang sebelah kiri. Gerakanku
membuatnya menggelinjang dan
semakin keras desahannya
terdengar.
“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang
yah” pintanya lirih, dengan mata
yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan
batang penisku tepat di belahan
vaginanya dan mendorongnya
lembut.
“Slepp..” irama yang di timbulkan
ketika penisku sudah menyeruak
bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis
mengeluarkan desahan sexynya.
“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.
Setengah dari batang penisku
sudah masuk ke dalam
vaginanya, yang aku padukan
dengan gerakan bibirku
mengulum bibirnya yang ranum
serta memilin dan memutar ujung
lidahnya lembut. Untuk
menambah kenikmatan buat
dirinya, aku mulai memajukan
sedikit demi sedikit sisa batang
penisku ke rongga vaginanya
yang paling dalam dan aku
mengarahkan ujung penisku
menyentuh G-spotnya. Mulut
sang gadis menggumam lirih
karena mulutku juga masih
mengulum bibirnya.
“Mmm.. Mmm” gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan
sang gadis menyentuh buah
zakarku dan memijitnya lembut
yang membuat tubuhku ikut
mengelinjang menahan
kenikmatan yang sama. Pinggulku
membuat gerakan maju mundur
untuk kesekian kalinya dan
sepertinya sang gadis akan
mendapatkan orgasme
pertamanya ditandai dengan
gerakan tangannya yang
merengkuh bahuku erat dan
menggigit bibir bawahnya lirih.
“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya
bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat
yang kurasakan di dalam, rongga
vaginanya menjepit erat batang
penisku. Tangannya merengkuh
bongkahan pantatku serta
menariknya lebih erat lagi. Tak
lama berselang sang gadis
kemudian tersenyum manis dan
mengecup bibirku kembali sambil
mengucapkan kata.
“Thanks yah.. Mas
sayang”ucapnya mesra.
Aku membalasnya dengan
memberikan senyum dan
mengatakan.
“Aku bahagia.. kalau sayang bisa
menikmati semua ini” ucapku
kemudian.
Hanya beberapa saat setelah
sang gadis mendapatkan
orgasmenya, aku membalikkan
tubuhnya membelakangiku
sembari kedua tanganya
berpegang pada pingiran meja.
Dengan pelan kutarik
pinggangnya sambil memintanya
menunduk, maka nampaklah di
depanku bongkahan pantatnya
yang sexy dengan belahan
vaginanya yang menggairahkan.
Perlahan aku memajukan
tubuhku sambil memegang
batang penisku dan
mengarahkannya tepat di bibir
vaginanya, sementara kaki
kananku mengeser kaki
kanannya untuk membuka
pahanya sedikit melebar. Dengan
gerakan mantap penisku
menyeruak sedikit demi sedikit
membelah vaginanya lembut.
“Slepp..” masuklah setengah
batang penisku ke dalam rongga
vaginanya.
“Sss..” sang gadis mendesah
menerima desakan penisku.
Tanganku perlahan meremas
payudaranya dari belakang mulai
dari yang sebelah kiri dan
dilanjutkan dengan yang sebelah
kanan secara bergantian.
Sementara pinggulku memulai
gerakan maju mundur untuk
kembali menyeruak rongga
vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi
tersendiri dimana seluruh batang
penisku dapat menyentuh G-
spotnya, sementara tanganku
dengan bebas menjelajahi seluruh
organ sensitifnya mulai dari
kedua payudara berikut
putingnya dan belahan anus dan
bagian tubuh lainnya.
“Ohh.. Mas sayang” desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh
lubang anusnya sambil aku
berkonsentrasi memaju
mundurkan penisku. Setelah
cukup beberapa saat aku
menggerakan pinggulku
memompa belahan vaginanya.
Dengan gerakan lembut aku
menarik wajahnya mendekat,
masih dalam posisi
membelakangiku aku mengulum
bibirnya dan meremas kedua
payudaranya lembut.
“Sayang aku mau keluar nih,”
bisiku lirih.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau”
sahutnya pelan.
Aku mempercepat gerakanku
memompa vaginanya dari
belakang tanpa melepas
ciumanku di bibirnya dan
remasan ku di kedua
payudaranya. Pada saat terakhir
aku mencengkeram kedua
pinggulnya erat dan memajukan
penisku lebih dalam.
“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku
kemudian.
Menyemburlah spermaku yang
cukup banyak ke dalam rongga
vaginanya dan beberapa tetes
meleleh keluar mengalir di kedua
pahanya. Untuk beberapa saat
aku mendiamkan kejadian ini
sampai akhirnya penisku mengecil
dengan sendirinya di dalam
vaginanya yang telah
memberikan kenikmatan yang
tak bisa aku ungkapkan.
Demikianlah rasa rinduku
terhadap kekasihku setelah
beberapa lamanya tidak saling
bertemu.

Sabtu, 18 Juni 2011

Meskipun Dicela, Dewi Persik Bangga Dengan Keperawanannya

Pedangdut
"Goyang Gergaji", Dewi Perssik
atau DP, mengaku tetap
merasa bangga atas operasi
selaput dara yang telah ia
jalani meskipun berbagai celaan
dan hujatan dialamatkan
kepadanya.

Mantan istri dari Saipul Jamiil
ini beralasan, keputusan
tersebut tetaplah menjadi
keputusan dirinya yang harus
dihargai oleh orang lain.
"Seperti saat ini, gonjang-
ganjing pemberitaan yang
menuai kontra, saya rasa itu
wajar. Saya tidak bisa meminta
siapa pun setuju dengan apa
yang saya lakukan. Pro dan
kontra itu wajar, bukan Dewi
Perssik namanya kalau enggak
kontroversial," ujar DP kepada
sejumlah wartawan di Jakarta,
Jumat (17/6/2011).

Menurut DP, tak ada yang
dirugikan atas usahanya. Apa
yang dilakukannya semata-
mata demi dirinya sendiri.
"Yang jelas, kalau sama pacar
sayang banget, lagipula belum
tentu nanti jadi suami saya,"
ujar DP enteng.

Dalam kesempatan itu, DP juga
menampik kabar yang
menyebut bahwa operasi yang
dilakukan di Mesir seusai
ibadah umrah itu dibiayai oleh
seorang produser film barunya.

"Bikinnya saja di Mesir, mahal
lagi. Belum tentu ada yang
nawarin gratis lagi, he-he-he,"
terang DP.

MU Ditantang West Brom Di Laga Pembuka

Premier
League sudah mengeluarkan
jadwal kompetisi musim
2011-12. Juara bertahan
Manchester United (MU) akan
mengawali pertandingan
melawan West Bromwich Albion
pada 13 Agustus 2011.

Oktober akan menjadi bulan
berat buat MU. Sebab, mereka
akan melawan Liverpool pada
tanggal 15. Sepekan kemudian,
22 Oktober, MU menghadapi
derbi lawan Manchester City.

Sementara pada 29 Oktober,
mereka bertandang ke
kandang Everton.
Derbi London utara pertama
antara Tottenham Hotspur
dan Arsenal akan terjadi pada
1 Oktober di Stadion White
Hart Lane. Di pekan yang sama
juga terjadi derbi Marseyside
pertama antara Liverpool dan
Everton.

Sementara pada Boxing Day di
bulan Desember akan terjadi
derbi London lainnya. Chelsea
akan menghadapi Fulham,
sedangkan dua tim promosi,
Swansea City dan Queens Park
Rangers (QPR), akan bertemu
di Stadion Liberty.

Di pekan terakhir pada 13 Mei
2012, Arsenal akan
bertandang ke kandang West
Brom. Chelsea menjamu
Blackburn Rovers, Manchester
City melawan QPR, dan MU
ditantang Sunderland.
Liverpool mengakhiri kompetisi
dengan bertanding di kandang
Swansea.

JADWAL PEKAN 1 PREMIER
LEAGUE 2011-12

Blackburn vs Wolves
Fulham vs Aston Villa
Liverpool vs Sunderland
Man City vs Swansea
Newcastle vs Arsenal
QPR vs Bolton
Stoke vs Chelsea
Tottenham vs Everton
West Brom vs Man United
Wigan vs Norwich

(Daun Muda) - Anak Gelandangan

Aku adalah seorang karyawan di
sebuah Perusahaan yang
bergerak di bidang beverage.
Posisiku sudah lumayan tinggi,
yaitu sebagai General Manager
sehingga aku mendapatkan
fasilitas perumahan dan sebuah
mobil sedan. Aku masih lajang
sehingga sehabis pulang kerja
hobiku jalan-jalan cari
pengalaman dan refresing.
Cerita ini berawal saat aku
pulang kerja sekitar jam 11
malam, mobilku menabrak
seorang anak yang digandeng
ibunya sedang menyeberang
jalan. Untung saja aku cepat
menginjak rem sehingga anak itu
lukanya tidak parah hanya
sedikit saja dibagian pahanya.
Ketika aku tawarkan untuk ke
rumah sakit, Ibu itu menolak dan
katanya lukanya tidak parah.
“Ya udah bu, sekarang aku
antar Ibu pulang, dimana rumah
Ibu?”
“Nggak usah den, si Mbok nggak
usah diantar”.
“Kenapa Mbok, inikan sudah
malam, nggak apa-apa Mbok aku
antar ya?”
Si mbok ini tidak menjawab
pertanyaanku dan hanya
menunduk lesu dan ketika dia
mau menjawab, dari arah ujung
trotoar mencul anak kecil sambil
membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka
Mbak Tika cepat sembuh”.
Ibu itu menerima bekicot dari
gadis itu, memecahnya dibagian
ujung dan mengoleskannya diluka
gadis yang ternyata namanya
Tika. Tapi, Setelah selesai
mengoleskan, simbok itu
mengandeng Tika dan adiknya
mau pergi. Sebelum melangkah
jauh, aku hadang dan berusaha
untuk mengantarnya pulang.
“Simbok mau pulang.., aku antar
ya Mbok, kasihan Tika jalannya
pincang”.
“Ngaak usah den, simbok..”.
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-
sungkan, ini kan sudah malam,
kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini nggak punya rumah
den, sombok cuma gelandangan”.
Aku sempat benggong
mendengar jawaban simbok ini,
akhirnya aku putuskan untuk
mengajaknya ke rumahku
walaupun hanya untuk malam ini
saja. Terus terang aku kasihan
kepada mereka.
“Ya sudah Mbok, kamu dan
kedua anakmu itu malam ini boleh
tidur dirumahku”
“Tapi ndoroo..”.
“Sudahlah Mbok, ini juga kan
untuk menebus kesalahanku
karena menabrak Tika”.
Dari informasi yang aku
dapatkan didalam mobil selama
perjalanan pulangp, simbok ini
ternyata ditinggak suaminya
saat mengandung adiknya Tika,
yang akhirnya aku ketahui
namanya Intan. Simbok ini yang
ternyata namanya Inem, usianya
sekitar 42 tahun, dan anaknya si
Tika umurnya 14 tahun
sedangkan Intan baru 11 tahun.
Tika sempat lulus SD, sedangkan
Intan hanya sempat menikmati
bangku SD kelas 4.
Setelah sampai dirumah, Mbok
Inem dan kedua anaknya
langsung aku suruh mandi dan
makan malam. Ternyata simbok,
Tika dan Intan tidak membawa
baju ganti sehingga setelah
mandi baju yang dipakainya ya
tetap yang tadi. Padahal baju
yang dipakai ketigany sudah
tidak layak untuk dipakai lagi.
Simbok memakai daster yang
lusuh dan sobek disana-sini
sedangkan Tika dan Intan sama
saja lusuh dan penuh jahitan
disana sini. Besok yang kebetulan
hari minggu, aku memang
mempunyai rencana membelikan
baju untuk mereka bertiga. Aku
memang tipe orang yang nggak
bisa melihat ada orang lain
menderita. Kata temen-temen
sih, aku termasuk orang yang
memiliki jiwa sosial yang tinggi.
“Tika dan juga kamu Intan makan
yang banyak ya.. biar cepet
gede..”.
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau
Intan habiskan semuanya, karena
Intan sudah 2 hari nggak
makan”.
“Boleh nduuk.., Intan dan Tika
boleh makan sepuasnya disini”.
*****
Mulai dari sinilah awal dari
petualangan seksku. Setelah
acara makan malam selesai,
ketiganya aku suruh tidur di
kamar belakang. Sekitar jam 1
malam setelah aku selesai nonton
acara TV yang membosankan,
aku menuju kekamar belakang
untuk meneggok keadaan
mereka. Ketika aku masuk
kekamar mereka, jantungku
langsung berdeguk cepat dan
keras saat aku melihat daster
Mbok Inem yang tersingkap
sampai ke pinggang. Ternyata
dibalik daster itu, Mbok inemku
ini memiliki paha yang betul-betul
mulus dan dibalik CD nya yang
lusuh dan sobek dibagian
depannya terlihat dengan jelas
jembutnya yang tebal dan hitam.
Pikiranku langsung melayang dan
kontolku yang masih perjaka ini
langsung berontak.
Setelah agak tenang, tanganku
langsung bergerilnya mengelus
paha mulus Mbok inemku ini.
Setelah puas mengelus pahanya,
aku mulai menjilati ujung paha
dan berakhir dipangkal pahanya.
Aku sempat mau muntah ketika
mulai menjilati klitorisnya. Di
depan tadi kan aku sudah bilang
kalau CD Mbok ku ini sobek
dibagian depan.., jadi clitnya
terlihat dengan jelas. Sedangkan
yang bikin aku mau muntah
adalah bau CDnya. Ya.. mungkin
sudah berhari-hari tidak dicuci.
Setelah sekitar 13 menit aku
jilati clitnya dan ternyata Mbok
inemku ini tidak ada reaksi.. ya
mungkin terlalu capek shingga
tidurnya pulas banget, aku mulai
keluarkan kontolku dan mulai
aku gesek-gesekkan di clitnya.
Aku tidak berani melapas CDnya
takut dia bangun. Ya.. aku hanya
berani mengocok kontolku sambil
memandangi clit dan juga
teteknya. Ternyata Mbok inemku
ini tidak memakai BH sehingga
puting payudaranya sempat
menonjol di balik dasternya. Aku
tidak berani untuk memeras
teteknya karena takut Mbok
Inem akan bangun.
Sedang asyik-asyiknya aku
mengocok kontolku, si Tika
bangun dan melihat ke arahku.
Tika sempat mau teriak dan
untung saja aku cepat menutup
mulutnya dan memimta Tika
untuk diam. Setelah Tika diam,
berhubung aku sudah tanggung,
terus saja aku kocok kontolku.
Tika yang masih terduduk lemas
karena ngantuk, tetap saja
melihat tangan kiriku yang
mengocok kontolku dan tangan
kananku mengusap-usap paha
mulus ibunya. Sambil melakukan
aktivitasku, aku pandangi si Tika,
gadis kecil yang benar-benar
polos, dan aku lihat sesekali Tika
melihat mataku terus berpindah
ke paha ibunya yang sedang aku
elus-elus berulangkali. Setelah
sekitar 8 menit berlalu, aku tidak
tahan lagi, dan akhirnya“..
croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali
aku menembakkan pejuhku ke
arah clit Mbok inemku ini.
Saat aku keluarkan pejuhku, si
Tika menutup matanya sambil
memeluk kedua kakinya. Pada
saat itulah aku tanpa sengaja
melihat pangkal pahanya dan
ternyata.., tikaku ini tidak
memakai CD. Saat aku sedang
melihat memeknya Tika, dia
bilang..
“Ndoro.. kenapa pipis di
memeknya simbok”. aku sendiri
sempat kaget mendengarnya.
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur
nyenyak..”.
“Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika
mau pipis.. tapi Tika takut ke
kamar mandi..”.
“Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar
ke kamar mandi”.
Tika kemudian aku ajak pipis ke
toilet di kamar tidurku. Aku
sendiri juga pengen pipis, terus
Tika aku suruh jongkok
didepanku. Tika kemudian
mengangkat roknya dan.. suur..
banyak sekali air seni yang
keluar dari memeknya. Aku
sendiri hanya sedikit sekali
kencingku. Setelah acara pipisnya
selesai, Tika aku gendong dan
aku dudukkan di pinggir
ranjangku. Lalu aku peluk dan
aku belai lembut rambut
panjangnya yang sampai ke
pinggang.
“Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti
memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti
Ndoro yang bersihin memeknya
Tika.. Tika bobok disini ya.. sama
ndoromu ini..”.
Kemudian Tika aku angkat dan
mulai aku baringkan di ranjang
empukku ini. Tangganku mulai
aktif membelai rambutnya,
pipinya, bibirnya.. dan juga
payudaranya yang lumayan
montok. Pada saat tanganku
mengelus pahanya..
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap
kaki Tika yang lecet..”.
“Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
Tahu sendirilah, aku memang
benar-benar sudah horny untuk
mencicipi Tika, gadis kecilku ini.
Bayangkan pembaca, disebelahku
ada gadis 14 tahun yang begitu
polos, dan dia diam saja ketika
tanganku mengelus-elus seluruh
tubuhnya.
Pembaca.. gimana udah belum
ngebayanginya.. udah belum..!
udah yaa.. aku terusin ceritanya.
Kemudian aku jongkok diantara
kakinya dan mulailah aku singkap
rok yang dipakai Tika sampai ke
pinggang. Sekarang
terpampanglah dihadapanku
seorang gadis kecil usia 14 tahun
denga bibir kemaluan yang masih
belum ditumbuhi bulu. Setelah
pahanya aku kangkangkan,
terpangpanglah segaris bibir
memek yang dikanan-kirinya
agak mengelembung.., eh
maksudku tembem. Dengan jari
telunjuk dan Ibu jari aku
berusaha untuk menguak isi
didalamnya. Dan ternyata.. isinya
merah muda, basah karena ada
sisa pipisnya yang tadi itu lho
dan juga agak mengkilap.
Tangankupun mulai mengelus
memek keperawanannya, dan
sesekali aku pijit, pelintir dan aku
tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri
heran clitnya tikaku ini
ukurannya nggak kalah sama
ibunya.
“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika
diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa..
Ndoro mau nyembuhin luka kamu
kok.. Tika diam saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Setelah Tika tenang, akupun
mulai menjilati memeknya dan
memang ada rasa dan bau
pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu
ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
Aku bahkan sempat memasukkan
jariku ke liang perawannya dan
mulai aku kocok-kocok dengan
pelan. Tikapun mulai
menggelinjang dan mengangkat-
angkat pantatnya.
Aku pun mulai menyedot
memeknya Tika dengan kuat dan
aku lihat Tika menggigit bibir
bawahnya sambil kepalanya
digoyang kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya
Tika diapain sih ndoroo..”.
Akupun tidak peduli dengan
keadaan Tika yang kakinya
menendang-nendang dan
tangannya mencengkeram seprei
ranjangku sampai sobek disana
sini. Dan akhirnya..
“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau
pii.. piis dulu Ndoro..”.
Dan tidak lama kemudian “Ssuur..
suur.. suur..”
Banyak sekali cairan hangatnya
membanjiri mulutku. Aku
berusaha sekuat tenaga untuk
menelan semua cairan memeknya
yang mungkin baru pertama kali
ini dikeluarkannya.
Setelah kujilati dan kuhisap
sampai bersih, akupun tiduran
disebelahnya dan kurangkul
tikaku ini.
“Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi
pipis di mulutnya Ndoro.. pipis
Tika bau ya Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika
harus dihukum.. karena udah
pipis dimulut Ndoro..”
“Tika mau dihukum apa saja
Ndoro.. asalkan Ndoro nggak
marahin Tika..”.
“Hukumannya, Tika gantian
minum pipisnya Ndoro.. mau
nggak..”.
“Iya Ndoro..”.
Akhirnya aku keluarkan kontolku
yang sudah tegang. Begitu
kontolku sudah aku keluarkan
dari CDku, Tika yang masih
terlalu polos itu menutup
wajahnya dengan kedua
tangannya. Aku lihat wajah Tika
agak memerah. Setelah aku
lepaskan kedua tangannya, aku
sodorkan kontolku kedepan
wajahnya dan aku suruh Tika
untuk memegangnya.
“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-
elus..!.
“Inggih Ndoro.. tapi Tika malu
Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak
nggigit kok.. ini namanya kontol
Nduk..”.
Kemudian gadis kecilku ini mulai
memegang, mengurut, meremas
dan kadang-kadang diurut.
“Nduk.. kontolnya ndoromu ini
diemut ya..”.
“Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro..
Tika jijik Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut
saja seperti saat Tika ngemut es
krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih
es krim.. mau ya..”.
“Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih
es krim..”.”Iya Nduk..”.
Tika pun jongkok diantara
pahaku dan mulai memasukkan
kontolku ke mulutnya yang
mungil. Agak susah sih, bahkan
kadang-kadang kontolku
mengenai giginya.
“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa..
ya gituu.. nduuk..”.
Sambil Tika mengoral kontolku,
kaos lusuhnya Tika pun aku
angkat dan aku lepaskan dari
tubuh mungilnya. Aku elus-elus
teteknya dan kadang aku remas
dengan keras.
“Aku gemes banget sih sama
payudaranya yang bentuknya
agak meruncing itu”.
Sekitar 12 menit kemudian, aku
rasakan kontolku sudah
berdenyut-denyut. Aku tarik
kepala Tika dan aku kocok
kontolku dimulut mungilnya.. dan..
aku tekan sampai menyentuh
kerongkongannya dan akhirnya
“.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
Cairan pejuhku sebagian besar
tertelan oleh Tika dan hanya
sedikit yang menetes keluar dari
mulutnya.
“Ndoroo.. pipisnya banyak
banget.. Tika sampai mau
muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan..
pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental
banget.. Tika sampai nggak bisa
telan.. agak amis Ndoro..”.
Aku memang termasuk laki-laki
yang suka merawat tubuhku.
Hampir setiap hari aku fitnes.
Menuku setiap hari : susu khusus
lelaki, madu, 6 butir telur
mentah, dan juga suplemen
protein produk Amerika. Jadi ya
wajar kalau spermaku kental dan
agak amis.
Kemudian aku peluk bidadariku
kecilku ini dan sesuai janjiku dia
aku kasih es krim rasa vanilla.
Setelah habis Tika memakan es
krimnya, dia aku telentangkan
lagi diranjangku. Terus aku
kangkangkan lagi pahanya dan
aku mulai lagi menjilati memek
tembemnya. terus terang saja
aku penasaran sebelum
membobol selaput daranya.
“Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti
Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi
aja Nduk.. Tika mau lagi khan es
krim..”
“Mau Ndoro..”.
Setelah aku siap, pahanya aku
kangkangkan lagi lebih lebar, dan
aku mulai memasukkan kepala
kontolku ke lubang surgawinya.
Baru masuk sedikit, tikaku
meringgis.
“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok
sakit..”
Aku sempat tarik ulur kontolku
di liang memeknya. Dan setelah
kurasa mantap, aku tekan
dengan keras. Aku rasakan ujung
kontolku merobek selaput tipis,
yang aku yakin itu adalah
selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku
peluk Tika, kuciumi wajah dan
bibir mungilnya.
“Nggak apa-apa Nduk.. nanti
enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
Setelah kudiamkan beberapa
saat, aku mulai lagi memompa
memeknya dan aku lihat masih
meringis sambil menggigit bibir
bawahnya.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro..
ahh..” itulah yang keluar dari
mulutnya Tika.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih…,
aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
SAmbil aku terus meusuk-nusuk
memeknya, aku selalu perhatikan
wajah imutnya Tika. Sungguh
pemandangan yang luar biasa.
Wajahnya memerah, bibirnyapun
kadang-kadang menggigit bibir
bawahnya dan kalau aku lihatnya
matanya terkadang hanya
terlihat putihnya saja. Kedua
kaki Tika pun sudah tidak
beraturan menendang kesana-
kesini dan juga kedua tangannya
menarik-narik seprei kasurku
hingga terlepas dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh..
ooh.. aahh, ndoroo..”.
Aku mulai rasakan ada
denyutan-denyutan vaginanya di
kontolku, pertanda tikaku
sebentar lagi orgasme. Kepala
Tika pun mulai menengadah ke
atas dan kadang-kadang
badannya melengkung. Sungguh
pemandangan yang sensasional,
gadis 14 tahun yang masih
begitu polos, tubuhnya
mengelinjang dengan desahan-
desahan yang betul-betul erotis.
Aku yakin para pembaca setuju
dengan pendapatku, tapi
tangannya pembaca kok
megang-megang“itu” nya
sendiri, hayo udah terangsang
ya. Aku tahu kok, nggak usah
malu-malu, terusin aja sambil
membaca ceritaku ini.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo..
ahh..”
“Ndoroo.. Tika mau pipiiss..
ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku
seperti disiram air hangat..”.
Aku peluk sebentar tikaku untuk
memberikan kesempatan gadis
kecilku menuntaskan orgamesme.
Setelah agak reda, aku lumat-
lumat bibir mungilnya.
“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis
dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. udah gede
masih ngompol di kasur..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu
sekali gadisku ini).. Ndoro juga
mau pipis di kasur kok..”.
Aku sendiri sudah nggak tahan.
Kakinya aku angkat, lalu
kuletakkan di pundakku. Dengan
posisi ini kurasakan kontolku
menyentuh dinding rahimnya.
Memeknya jadi becek banget,
dan aku mulai mempercepat
sodokan kontolku.
“Ndooro.. Tika capek.. Tika mau
bobok.. ndooroo..”.
“Iya nduuk.. Tika bobok saja
yaa..”.
“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku
ke liang kenikmatannya dan
kutarik pantatnya dan“croot..
cruut.. croot.. croot.. cruut..
croot..!”. Aku muntahkan pejuhku
kedalam rahimnya.
Aku cabut kontolku dari memek
tembemnya, terlihat lendir putih
bercampur dengan darah segar
mengalir keluar dari liang
kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis
diperutnya Tika.., perut Tika jadi
hangat Ndoro..”.
“Iya nduuk.., biar kamu nggak
kedinginan.., ayo sekarang Tika
bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., sekarang Tika
capek.., Tika pengen bobok..”.
Aku perhatikan memeknya sudah
mulai melebar dan agak
membelah dibandingkan sebelum
aku perawanin. Aku peluk dia dan
aku cium dengan mesra Tika, si
gadis kecilku. Aku dan tikapun
akhirnya tertidur dengan pulas.
Nikmaat.

Jumat, 17 Juni 2011

Sex - Tugas Kenikmatan

Halo, perkenalkan namaku Dana
usia 27 tahun berasal dari
Sumatra Utara. Aku sudah
berkeluarga dengan 1 anak yang
masih berusia 3 tahun. Aku dan R
suamiku hidup sangat romantis
dan sebenarnya keharmonisan
kami sudah terbentuk sejak kami
masih berteman (R adalah rekan
kerja satu kantor sampai
sekarang) yang seiring
berjalannya waktu kamipun
berpacaran.
Ternyata keasikan pertemanan
kami setelah memasuki masa
pacaran tidak mengalami
perubahan malah semakin
kompak karena untuk pulang
kerumah aku tidak perlu kuatir
jam berapapun karena R dengan
setia siap mengantarku pulang
atau kalau aku yang lembur
maka R akan pulang duluan lalu
kembali ke kantor untuk
menjemput. Maklumlah sekalipun
posisiku dikantor masih tergolong
pegawai biasa tetapi kesibukan
seolah tidak pernah berhenti dan
aku sangat menikmati pekerjaan
itu.
Oh ya aku saat ini aku bekerja di
bagian keuangan salah satu NGO
asing yang menangani
perpajakan sehingga banyak
sekali tugasku menuntut aku
harus banyak menghabiskan
waktu untuk berhubungan
dengan orang-orang pajak yang
sudah menjadi rahasia umum
sangat banyak tuntutan. Akupun
jadi terbiasa menghadapi mereka
dan tak jarang untuk dapat
“melunakkan” hati mereka aku
harus bersikap seluwes bahkan
cenderung berpura-pura genit
termasuk tampil agak seronok
dengan tujuan supaya tugasku
dapat selesai dengan mudah.
Untungnya suamiku cukup
bijaksana dan dapat memahami
keberadaanku dengan
memberikan kepercayaan 100%
kepadaku. Ternyata keleluasaan
ini justru membawa aku kedalam
situasi yang sulit hingga akhirnya
aku memasuki satu dunia yang
belum pernah kukenal tapi
gilanya aku jadi sulit untuk
keluar dari dunia tersebut yaitu
threesome sex.
Awalnya ketika itu kantorku
menjelang tutup buku dan
seperti biasanya kesibukan kami
di keuangan menjadi luar biasa
tingginya sampai-sampai ada
beberapa rekanku yang harus
pulang kantor menjelang pagi.
Aku sendiri tetap pada tugas
utama yaitu merapihkan laporan-
laporan pajak dengan dibantu
oleh petugas-petugas pajak.
Syukurlah kali ini yang ditugasi
untuk konsolidasi ada 2 orang
yang sudah tidak asing bagiku
yaitu Heru (26) dan Dimas (25)
sehingga aku tidak perlu buang-
buang waktu untuk beradoptasi
dan menjelaskan kondisi
kantorku.
Kami janjian ketemu di Hertz
Chicken untuk makan siang
sekaligus berdiskusi awal
menyepakati hal-hal apa yang
harus dilakukan dan pembagian
tugasnya. Karena sudah akrab
kamipun menyelingi diskusi
dengan senda gurau dan setelah
itu kami lanjutkan pekerjaan inti
di kantor mereka yang letaknya
cukup jauh yaitu di Tanggerang.
3 hari pertama semua
berlangsung normal, ketika
memasuki hari ke 4 volume
pekerjaan semakin serius
sehingga tidak terasa sudah jam
8 malam. Sedangkan target
selesai kerjaan kami hari ke 6
sudah harus dilaporkan. Akupun
jadi gelisah sendiri dan rupanya
Heru menangkap gelagat itu dan
mencoba membantuku mencari
solusinya.
“Bukan apa-apa Her, rumahku
kan jauh sekali di Bogor
sedangkan jam segini aku masih
di Tanggerang”
“Ya udah begini saja, bagaimana
kalau Mbak Muti bermalam saja
di cottage dekat kantor lalu
besok pagi minta tolong suami
Mbak Dana membawakan pakaian
ke kantor. Tapi sekarang harus
kasih tahu dulu sama suami
supaya dia tidak gelisah
nungguin,” usul Heru
“Boleh juga, usul diterima”
sambutku gembira dan
mengangkat tangan untuk TOSH
dengan Heru.
Segera kutelpon suamiku R yang
sedang berada di luar kota
untuk minta ijin dan R menyetujui
bahkan menyuruhku supaya
mentuntaskan. Setelah makan
malam nasi goreng di kantor
akupun minta tolong Heru
mengantarku ke cottage yang
dimaksud. Setiba disana ternyata
tempatnya cukup menyenangkan
karena tersedia ruang tamu dan
2 kamar ditambah lagi hari itu
ada rate khusus berkenaan
dengan ulang tahun cottage
tersebut. Melihat itu spontan
aku langsung setuju bahkan
menyesali.
“Tahu begitu kita kerja disini
saja lebih enak”
Rupanya reaksiku ini disambut
oleh Heru,“kalau begitu
bagaimana kalau kita
melanjutkan tugas kita disini
supaya aku dan Dimas enggak
perlu repot-repot karena disini
kan bisa sekalian mandi lalu tidur,
mumpung kamarnya dua.. gimana
Mbak?”
“Boleh saja,” jawabku pendek
tapi dalam hati menyesali
spontanitasku tadi karena
berarti malam ini aku akan
berada bersama 2 laki-laki dalam
satu atap rumah.
Namun keraguanku pupus karena
aku berusaha berpikir positif,
toh kita nggak akan macam-
macam karena kamar kami
terpisah, kalaupun terjadi apa-
apa atas diriku aku bisa
berteriak. Ah, jahatnya hati ini..
kalau dilihat dari sikap dan
penampilan mereka yang intelek
mana mungkinlah mereka mau
berbuat macam-macam.
Tak lama kemudian Dimaspun
datang dengan membawa
beberapa tumpuk order dan
meletakkan di meja makan yang
rencananya akan kami jadikan
meja kerja. Untuk menghilangkan
rasa lelah aku memutuskan
untuk berendam di kamarku
yang juga dilengkapi dengan
kamar mandi. Tapi baru kusadar
aku tidak membawa pakaian,
untunglah aku membawa kaos
mirip singlet dan kebetulan
dibalik celana panjang yang
kupakai aku juga mengenakan
celana sport stretch hitam
sebatas diatas lutut. Masalah lain
adalah aku hanya membawa CD
yang menempel.. Duh bagaimana
ya..
Akhirnya aku dapat ide untuk
mencuci CD itu dan menjemur di
kamar mandi dengan harapan
besok pagi sudah kering. Sebagai
pengganti CD aku melapisi
kemaluanku dengan panty liner
yang kutempelkan langsung di
celana. Beress.. Kan?? Lalu
mandilah aku dengan air panas
yang sudah kuatur sesuai selera.
Usai mandi akupun berbusana
seperti yang sudah aku pikirkan
dan ketika keluar kamar kulihat
Heru dan Dimas sudah segar
karena mereka juga sudah mandi
dan seolah sudah janjian mereka
sama-sama mengenakan celana
pendek, tapi bagian atasnya
hanya Heru yang mengenakan
kaos singlet sedangkan Dimas
bertelanjang dada saja
membiarkan dadanya yang
bidang berotot dan berbulu itu
terpampang membuat darahku
sedikit berdesir.
“Maaf Mbak Dana aku terpaksa
tidak pakai apa-apa karena tadi
waktu mau mandi bajuku jatuh
dari kapstok sehingga basah”
Dimas berusaha menjelaskan dan
menutupi rasa saltingnya karena
mataku menatap tajam.
“O ya, tapi sudah dijemur kan?”
tanyaku basa basi.
“Sudah sih,” jawab Dimas sambil
pura-pura sibuk dengan
kerjaannya lagi.
“Ah, bilang aja mau pamer bulu
sama Mbak Dana.. ck, ck, ck.. Di
kampungnya aja segitu banyak
apalagi di kotanya.. ha, ha, ha”
ganggu Heru sambil melirik ke
aku dan kulihat Dimas semakin
malu.
Rupanya introduksinya Heru
tidak berhenti disitu karena
akhirnya kami kembali bersenda
gurau yang selanjutnya topikpun
beralih serius menjadi diskusi
tukar pikiran seputar hal-hal
yang sangat pribadi dan kamipun
tenggelam asik dalam
pembicaraan tentang teknik-
teknik ML. Dari situ baru
kuketahui dari kisah-kisah
mereka ternyata Heru sangat
piawai dalam teknik sex. Heru
terus bercerita tentang
pengalamannya dengan beberapa
teman gadisnya yang menurut
pengakuannya cewek-cewek itu
sangat tergila-tergila dengan
permainannya.
Lain halnya dengan Dimas yang
lebih banyak mendengarkan tapi
tanpa sadar Dimas sudah
menutupi bagian auratnya
dengan bantal, mungkin malu
kalau ketahuan“adik”nya sudah
meronta-ronta. Semula aku
bertahan untuk tidak
menceritakan pengalamanku, tapi
karena Heru pandai
memanfaatkan suasana akhirnya
kuceritakan juga apa saja yang
aku dan suamiku pernah lakukan
tapi masih dalam batas yang
sopan karena itu hal yang tabu
untuk disampaikan kepada orang
lain apalagi lawan jenis dan
bukan suami sendiri.
Lama kelamaan level cerita
kamipun meningkat, aku sudah
semakin berani menyampaikan
hal yang sekecil-kecilnya tentang
apa saja yang masing aku dan
suamiku sukai. Begitu juga
dengan Dimas yang berhasil
dibuat mengaku kalau ternyata
selama ini mengalami minder
akibat bawaan lahir karena
memiliki penis yang sangat besar.
Dengan tetap berusaha keras
mengendalikan hormon wanitaku
aku berusaha untuk menghibur
Dimas.
“Ah, kenapa harus minder..
Justru seharusnya bangga dong.
Seperti aku, maaf kata nih, aku
suka minder karena memiliki
rambut yang berlebihan. kalau
laki-laki seperti kamu sih nggak
apa-apa, tapi aku suka kuatir
suamiku tidak menyukainya.
Buktinya setiap aku memintanya
untuk mengoral selalu ditolak
halus, tapi jangan salah.. Dia
selalu puas dengan coitus kami”
Hari semakin malam dan topik
diskusi kami semakin panas dan
kamipun sudah berpindah ke
sofa. Ketika kami membahas
threesome sex dan entah sadar
atau tidak sambil bercerita posisi
duduk sudah tak karuan.. Aku
bersandar di pegangan sofa
dengan kaki diatas pangkuan
Heru dan kaki sebelah berjuntai
ke karpet dimana Dimas duduk
dilantai sambil menikmati Heru
yang memijat betis indahku
dengan bulu-bulu halus yang
tumbuh rapih disitu dan Dimas
memijit telapak kakiku yang
putih bersih dengan kuku dilapisi
kutex transparan.
Begitu nikmat sensasi pijatan
yang mereka berdua lakukan
akhirnya aku merasa melayang
apalagi pijitan Heru sudah naik
ke arah pahaku dan aku ingat
aku hanya mengangguk dengan
mata terpejam ketika Heru dan
Dimas melepaskan celana sportku
dengan alasan untuk
memudahkan pemijitan dan lupa
kalau itulah pertahananku
terakhir. Ketika kubuka mata
untuk mencegah upaya mereka
tapi ternyata terlambat karena
celana itu baru saja terlepas dari
ujung kakiku.
“Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”
Tapi mereka tidak menggubris
sebab mereka sudah asik
masing-masing dengan kakiku..
Dan aku semakin bergumul
dengan diri ini antara menolak
dan sebaliknya.. Yang
kesimpulannya aku dengan
perlahan dan sambil
menggoyang-goyangkan pinggul
akibat sensasi yang begitu hebat
membuka kakiku terbuka lebar-
lebar dan melupakan rasa malu
karena telah memamerkan
bagian dari wanita yang
mestinya aku tutupi dan hanya
dapat dibuka didepan suamiku.
Tapi peraturan itu seolah tidak
berlaku karena dibawah
selangkanganku sana dua lelaki
muda sedang menggeluti pahaku
dan.. Oow mereka tiba-tiba
berubah seperti hewan lapar
sedang rebutan makanan dan
begitulah mereka sedang saling
dorong untuk bisa melahap
kemaluanku..
Dan akhirnya Dimas mengalah
membiarkan Heru melahap
kemaluanku dengan rakusnya,
selanjutnya giliran Dimas yang
berbeda dari Heru.. Lebih lembut
tapi oougghh seluruh permukaan
kemaluanku terasa dikunyah,
penasaran mau tahu apa yang
sedang Dimas lakukan, kubuka
mata dan kulihat mulutnya yang
ditumbuhi janggut dan kumis
tebal itu telah menutupi
kemaluanku membuat aku
kegelian hebat serta tiba-tiba
kurasakan ada sesuatu yang
mendesak dari bagian bawahku
yang ternyata cairan
kewanitaanku mengalir deras
memenuhi rongga kemaluanku..
Setelah puas menggeluti
kemaluanku Heru mengambil
handuk dan menyeka
kemaluanku.. Dan mengambil
sesuatu yang ternyata krim
cukur jenggot dan shaver.. Aku
tahu apa yang akan Heru
lakukan tapi akibat kenikmatan
oral sex itu aku seperti tidak
berdaya dan tetap telentang
dengan posisi mengangkang..
“Heru apa yang mau kamu
lakukan??”
Tapi pertanyaanku tidak digubris
malah Heru memberi kode
kepada Dimas yang kemudian
Dimas menghampiriku dan
didepan mataku dia menurunkan
celana pendeknya.. Dan wow..
Batang kemaluan Dimas ternyata
sudah memuai sampai sebesar
tangan bayi.. Dengan tetap
lembut Dimas menyodorkan
Super Dicknya ke mulutku
sehingga mulutku sekarang
penuh sesak dengan penis milik
Dimas sementara dibawah sana
Heru rupanya asik mencukuri
kemaluanku.. Semua proses itu
berlangsung kira-kira 15 menit
dan ketika“pekerjaan” Heru
selesai Dimaspun mencabut
penisnya dari mulutku.
Ketika kutengok kemaluanku
sudah licin memerah.. Setelah
membersihkan sofa dari bulu-
buluku Heru memulai tugas
lainnya, penisnya yang tidak
kalah besarnya dari milik Dimas
segera melompat dari celana
pendeknya.. Sehingga yang
terlihat sekarang 3 insan
berlawanan jenis sudah polos
tidak mengenakan apa-apa
terlebih aku sudah seperti bayi
karena kemaluanku sudah tidak
ditumbuhi bulu lagi dan sedang
digosok-gosok oleh batang
kemaluan Heru sampai cairanku
keluar seolah menyatakan siap
untuk menyambut penis Heru
yang besar dan penuh urat..
“Sshh..”
Hanya desisan itu yang keluar
dari mulutku ketika kepala
cendawan itu menerobos
perlahan kewanitaanku yang
selama ini hanya digunakan oleh
suamiku R. Secara naluri mulutku
terbuka lebar ketika kurasakan
batang kemaluan Heru sudah
tertanam seluruhnya di dalam
liang senggamaku.. Setelah
beberapa saat didiamkan yang
ada dibenakku adalah betapa
sesaknya kemaluanku dan
gatalnya minta ampun sehingga
tanpa sadar pinggulku
bergoyang yang disambut
dengan genjotan Heru..
Selang beberapa lama Heru tiba-
tiba membalikkan tubuh kami
dengan penis masih tetap
tertanam sehingga sekarang aku
berada diatas Heru memberiku
kesempatan untuk mencari
sensasi sendiri.. Hal ini
berlangsung cukup lama entah
sudah berapa kali aku orgasme..
Tak lama kurasakan bokongku
ada memukul-mukul pelan, ketika
kutengok ternyata Dimas sedang
dalam posisi tegak dibelakangku
dan mengoleskan baby oil ke
anusku.. Selanjutnya yang terjadi
adalah kenyataan 2 penis besar
mereka sudah tertanam dalam
tubuhku.. Luar biasa nikmatnya
sampai akhirnya merekapun
ejakulasi dan menumpahkan di
wajahku..
Setelah itu kami bertiga tertidur
pulas dan pagi-pagi kami bangun
melanjutkan pekerjaan yang
tersisa. Bedanya dengan
kemarin-kemarin adalah
sekarang kami bekerja tanpa
sehelai benangpun dan bila sudah
mulai bosan kami selingi dengan
persetubuhan.. Kadang aku
melayani sekaligus berdua,
kadang satu-satu dan
sementara salah satu dari
mereka tetap bekerja.
Lucu memang.. Tapi itulah
pengalaman dahsyat yang aku
alami dan membuat aku jadi
sekarang jadi ketagihan.. Malah
aku pernah melayani Heru dan
Dimas ditambah 3 orang
temannya yang lain.. Luar biasa..
Benar-benar aku sudah punya
dunia sendiri diluar ijin suamiku R.
E N D

Sukses Memulai Bisnis Online

Transaksi
jual-beli secara online mulai
dilirik para pengusaha maupun
konsumen. Keunggulan dari e-
commerce bagi pembeli adalah
kemudahan dalam hal
menemukan produk yang
diinginkan, bisa memesan dari
mana saja, kapan saja, dan
juga banyaknya pilihan
pembayaran. Bagi pengusaha,
e-commerce memungkinkan
pengusaha untuk mendirikan
usaha dengan modal minim
sekalipun karena pengusaha
bisa memulai usahanya dari
rumah. Namun, apakah memang
sesederhana itu? Apa
tantangan e-commerce dan
bagaimana trik jitu memulai e-
commerce?
Perdagangan elektronik atau
e-commerce adalah
penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang
dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet
atau televisi, www, atau
jaringan komputer lainnya. E-
commerce dapat melibatkan
transfer dana elektronik,
pertukaran data elektronik,
sistem manajemen inventori
otomatis, dan sistem
pengumpulan data otomatis.
E -commerce merupakan
bagian dari e-business, di mana
cakupan e-business lebih luas,
tidak hanya sekedar
perniagaan tetapi mencakup
juga pengkolaborasian mitra
bisnis, pelayanan nasabah,
lowongan pekerjaan dll. Selain
teknologi jaringan www, e-
commerce juga memerlukan
teknologi basisdata atau
pangkalan data (databases),
e-surat atau surat elektronik
(e-mail), dan bentuk teknologi
non komputer yang lain
seperti halnya sistem
pengiriman barang, dan alat
pembayaran untuk e-dagang
ini.
Sebelum memulai e-commerce,
anda harus melakukan riset
terlebih dahulu.“Anda harus
melihat kompetisinya di
internet. Misalnya saya yang
berbisnis boneka. Awalnya saya
cari dulu di google apakah
bisnis boneka online di
Indonesia sudah banyak.
Bagaimana permintaan pasar
terhadap boneka. Hal-hal
seperti itu saya riset dulu
sebelum memulai membangun
web,” ujar Dewanto Pornomo,
pendiri boneka lucu.com saat
menjadi pembicara dalam
seminar“Best Practise of E-
Commerce in SME” yang
diadakan oleh Komunitas
Tangan di Atas (TDA) dalam
rangkaian acara ICC 2011,
Assembly Hall 1, JCC, Jakarta,
Sabtu (10/6/2011).
Dewanto menambahkan,
setelah melakukan riset dan
memutuskan produk apa yang
akan dijual, anda bisa mencari
produsen barang tersebut dan
melakukan order pertama.
“Anda bisa mencoba sistem
dropshipping terlebih dahulu
untuk tes market. Anda bisa
mencari dropshipper untuk
memulai usaha anda,” ujarnya.
Dropshipper adalah
perusahaan yang menyediakan
produk/gift (beberapa bisa di-
custom sendiri) untuk dijual
oleh reseller (dalam hal ini
anda sebagai penjual).
Dropshipper inilah yang
melakukan semua kegiatan,
mulai dari pemrosesan order
barang untuk diproduksi,
pemaketan, sampai pengiriman
barang ke alamat pembeli. Jadi,
anda sebagai reseller tidak
perlu repot keluar modal dan
menyediakan stok barang .
Anda hanya mentransfer
pesanan pembeli kepada
dropshipper.
Dony Octaviano pendiri
Taskoe.com yang juga hadir
dalam acara ini menambahkan,
setelah anda menjalankan
sistem dropshipping, anda
harus terus melakukan
perbaikan pada website yang
anda bangun.“Mulai dengan
membuat website, lalu jual
produk lain dulu dengan sistem
dropshipping sambil membenahi
web anda. Setelah usaha mulai
berjalan, coba jual produk
anda sendiri. Kalau menjual
produk orang lain harganya
lebih mahal karena anda harus
mencari keuntungan, saat
menjual produk sendiri mungkin
akan jadi lebih murah sehingga
pembeli akan bertambah,” ujar
Dony.
Saat anda sudah memulai
menjalankan bisnis dengan
menjual produk anda sendiri,
anda harus mulai melakukan
promosi di media online.
Promosi web yang paling
efektif menurut para
pembicara adalah dengan
melakukan SEO (Search Engine
Optimization). SEO adalah
serangkaian proses yang
dilakukan secara sistematis
yang bertujuan untuk
meningkatkan volume dan
kualitas trafik kunjungan
melalui mesin pencari menuju
situs web tertentu dengan
memanfaatkan mekanisme
kerja atau algoritma mesin
pencari tersebut. Tujuan dari
SEO adalah menempatkan
sebuah situs web pada posisi
teratas, atau setidaknya
halaman pertama hasil
pencarian berdasarkan kata
kunci tertentu yang
ditargetkan. Secara logis, situs
web yang menempati posisi
teratas pada hasil pencarian
memiliki peluang lebih besar
untuk mendapatkan
pengunjung.
“Kalau anda beriklan, seakan-
akan anda yang mencari
pembeli. Tapi kalau
memanfaatkan fasilitas mesin
pencari seperti Google,
seakan-akan pembeli yang
mencari anda. Pembeli akan
mencari suatu produk di
google ketika ia tidak tahu
kemana ia harus membeli suatu
produk yang sedang dicarinya.
Dengan SEO, web anda akan
menduduki peringkat pertama
atau minimal peringkat sepuluh
jika orang mengetik kata kunci
produk yang anda jual. Misal
orang mencari baju muslim dan
dia mengetik keyword baju
muslim. Karena saya bisa
menguasai SEO maka siapa saja
yang mencari produk baju
muslim akan menemukan
website saya
(www.tanahabang.asia) dari
Google,” jelas Muklish, founder
tanahabang.asia yang juga
menjadi pembicara dalam acara
ini.
Selain SEO, anda juga harus
melakukan optimalisasi promosi
di social media. Menurut Donny,
beriklan di social media lebih
efektif ketimbang beriklan di
media massa online atau
melakukan kerja sama
pertukaran link.“Saya pernah
kerja sama dengan portal
news. Namun dari 20 view di
portal itu, web saya hanya
dapat satu view, artinya tidak
efektif. Tidak semua orang
pembaca berita tertarik meng-
klik ke web kami. Sedangkan di
social media, anda bisa masuk
ke komunitas-komunitas
secara langsung dan
mengedukasi mereka tentang
pentingnya produk anda.
Berilah informasi yang
bermanfaat untuk kehidupan
mereka sehingga mereka
tertarik untuk meng-klik link
ke website anda,” tambah
Donny.
Agung Budi P, founder
bungahati.com yang turut
hadir dalam acara ini
menambahkan, anda tidak
perlu khawatir dengan traffic
transaksi.“Lebih baik
trafficnya sedikit tapi
conferce-nya tinggi, daripada
trafficnya tinggi tapi conferce-
nya rendah. Contoh, ada 100
kali transaksi dengan harga
penjualan hanya sekitar Rp
10.000, berarti anda mendapat
Rp 1 juta. Bandingkan dengan
10 transaksi saja namun
dengan harga penjualan Rp
300.000, berarti anda
mendapat Rp 3 juta. Pilih
mana?” ungkapnya.
Menjadi pengusaha e-
commerce membutuhkan
keberanian untuk memulai,
kreatifitas untuk
mengembangkan web,
ketepatan memilih media
promosi, dan tak lupa harus
memudahkan pembeli dalam hal
pembayaran. Anda bisa
menggunakan sistem transfer,
e-banking, atau kartu kredit,
bahkan cash on delivery alias
bayar di tempat.
Anda sudah siap memulai?

Sempat Ditolak Bank, Sekarang Penghasilan Puluhan Juta Perbulan

Tiada uang,
Syammahfuz Chazali mengawali
usahanya pada akhir 2007.
Proposal pinjamannya ditolak
bank. Modal diperoleh dari
berbagai penghargaan yang
menghampirinya. Kini, setelah
3,5 tahun berlalu, pemuda ini
bisa menghasilkan puluhan juta
rupiah sebulan. Ia pun banyak
dicari perusahaan luar negeri
yang tertarik pada idenya.

Nama Faerumnesia 7G sengaja
dipilih Syammahfuz Chazali
sebagai bendera usaha.
Faerumnesia adalah akronim
dari feses (kotoran),
ruminansia (lambung sapi), dan
Indonesia. Adapun 7G singkatan
dari 7 orang gigabit. "Artinya,
karya Indonesia dari kotoran
sapi. Tujuh orang terdiri dari
lima mahasiswa dibantu dua
dosen," tutur Syam, panggilan
karibnya.

Syam tak sendiri mendirikan
Faerumnesia 7G ini. Ia dibantu 4
kawan kampusnya dan dua
dosen dari jurusan Agribisnis
dan jurusan Tanah.
Bila bulan ini ia berkutat hanya
memproduksi 3.000 bata, bulan
depan, kapasitas produksinya
meningkat 10 kali lipat. Ia
harus membuat 30.000 bata
seharga Rp 3.000 per buah.
Alhasil, Syam pun bisa
mengantongi omzet Rp
90.000.000, Juli nanti.

Selain sibuk memproduksi bata,
Syam juga harus meladeni
permintaan beberapa
perusahaan dari dalam dan
luar negeri. Perusahaan-
perusahaan itu hendak
mengadopsi ide pemanfaatan
kotoran sapi.
Perusahaan-perusahaan di luar
negeri itu, antara lain dari
Kenya, India, Meksiko,
Venezuela, Italia, Belanda, dan
Amerika Serikat. "Yang paling
berminat itu perusahaan dari
India. Dia sudah hubungi saya
berkali-kali," kata Syam yang
lahir di Medan, 5 November
1984, itu.

Tentu perusahaan tersebut
tidak datang begitu saja.
Mereka mengetahui adanya
produk bata Syam ketika Tim
Prasetiya Mulya Businees
School (Tim PMBS) meraih juara
pertama di Global Social
Venture Competition, April
2009. Kompetisi rencana bisnis
pemanfaatan limbah ini digelar
di Universitas Berkeley,
Amerika Serikat.
Kala itu PMBS mengajak
EcoFaeBrick sebagai obyek
rencana bisnisnya. EcoFaeBrick
adalah nama produk bata dari
Faerumnesia 7G. Batu bata dari
kotoran sapi ini lebih ringan
dari batu bata tanah liat.
Namun, daya tekan
EcoFaeBrick 20 persen lebih
kuat.

Bata buatan Syam
menggunakan kotoran sapi
dengan kadar 75 persen.
Sisanya, proses pemanasan
biogas. Proses ini mampu
menggantikan emisi CO2 yang
dihasilkan dari pembakaran
saat memproduksi bata dari
tanah liat. "Saat menang itu,
saya dan teman-teman diliput
media massa di sana. Akhirnya
banyak perusahaan mengenal
kami," tutur Syam.
Di AS, banyak orang
mengomentari EcoFaeBrick.
"Alhamdulillah, bagus. Mereka
berpikir kotoran sapi bisa jadi
solusi bagi negara yang
menghasilkan CO2 tinggi,"
ungkap Syam.

Sepulangnya ke Indonesia,
beberapa perusahaan
mengontak Syam. Mereka
minta ilmu pemanfaatan
kotoran sapi kepadanya.
Namun, informasi itu tak
diberikannya secara lengkap.
Ini karena penggunaan
kotoran sapi sebagai kerajinan
bermerek Faerumnesia 7G
sudah dipatenkan pada 2007.

Berkat kotoran sapi, Syam
meraih banyak penghargaan. Ia
pernah masuk delapan besar
nominator Wirausaha Muda
Mandiri Regional Jateng-DIY
dan 50 besar peserta
Intensive-Student
Technopreneurship Program
RAMP.
Syam juga menggondol juara I
Lomba Bisnis Plan Pemuda dan
Olahraga pada 2007. Syam pun
pernah menerima penghargaan
dari Rektor UGM sebagai
Mahasiswa Berprestasi di
Bidang Kewirausahaan pada
2007.

Sayangnya, penghargaan itu
cuma jadi lambang. Syam tak
pernah menerima dana untuk
mengembangkan usahanya.
Tidak dari perusahaan swasta,
tidak juga dari pemerintah.
"Padahal kalau pemerintah mau
membantu, kami bisa
menembus pasar luar negeri,"
kata Syam.

Saat Faerumnesia 7G baru
lahir, Syam menghampiri
sebuah bank. Ia minta pinjaman
modal. Namun, bank itu
menolak permintaannya
dengan berbagai alasan.
Akhirnya, dengan tertatih-
tatih, Syam mengumpulkan
modal dari kemenangannya di
berbagai kompetisi.

Akhirnya, terkumpul Rp 4,5
juta sebagai modal awal yang
digunakan untuk membeli
bahan baku dan menyewa alat.
Syam pun bekerja sama
dengan seorang perajin di
Godean. "Sekarang saat saya
sudah produksi, sudah punya
omzet besar, bank-bank itu
datang ke saya menawarkan
bantuan. Saya tolak
semuanya," kata Syam.
Syam benar-benar membangun
usaha dari nol. Ia tak
mengeluarkan sepeser pun
dari kantong pribadinya. Hanya
ide yang ia tawarkan. "Saya
bertarung sendiri sejak awal,"
ujarnya.

Ani Perawan (Daun Muda)

Aku seorang mahasiswa berumur
21 tahun. Pada saat liburan
semester aku pulang ke
kampungku di Garut. Untuk
mengatasi kejenuhan, aku jalan-
jalan di kota tersebut. Dan
masuk ke sebuah pusat belanja
di kota kecil itu. Secara tak
sengaja aku memandangi
seorang gadis yang bisa
dikatakan cantik. Wajahnya
memancarkan kecantikan alami
yang jarang ditemui pada
seorang gadis kota.
Singkat cerita kami berkenalan.
Namanya Ani, berumur 16 tahun.
Duh, senang sekali aku bisa
kenalan dengan gadis seperti dia.
Bulan demi bulan telah berlalu,
kamipun semakin akrab dan
sering berhubungan lewat
telepon. Singkat kata, kamipun
sepakat untuk menjadi sepasang
kekasih.
Pada liburan semester
selanjutnya, kami berjanji
bertemu di rumahnya. Rumahnya
sih sederhana, maklum bapaknya
hanya pedagang kecil, tapi bukan
itu yang aku lihat. Malam itu kami
berdua menonton layar tancap,
hal yang sebenarnya cukup
simple tapi yah namanya juga lagi
kasmaran. Kami pulang jam
sembilan malam atas keinginan
Ani. Ternyata sampai di rumah
pacarku, kami hanya menerima
titipan kunci rumah. Keluarganya
sedang pergi menegok teman
ayah pacarku yang sedang sakit
keras.
Malam itu dingin sekali, Ani
permisi untuk ganti pakaian. Saat
kulihat Ani dengan pakaiannya
yang sederhana itu aku terpaku,
betapa cantik dan anggunnya dia
walaupun hanya memakai
pakaian biasa. Aneh, ada seuatu
yang aneh yang menjalar ke
perasaanku.
“Lho, ada apa Kang?”, tanya Ani.
“Ah, nggak ada apa-apa!”,
jawabku.
“Kok melihat Ani terus?”,
tanyanya lagi.
“Ngak kok!”, jawabku.
“Kamu cantik, An”.
“Ah Akang!”, katanya lagi dengan
tersipu.
Lama kami berpandangan, dan
aku mulai mendekati dirinya. Aku
pegang tangannya, lalu kuraba,
betapa lembut tangannya. Kami
saling berpegangan, meraba dan
membelai. Perlahan kubuka
pakaiannya satu persatu, kulihat
ia dalam keadaan setengah
telanjang. Kupandangi dadanya di
balik BH putihnya, kupandangi
seluruh tubuhnya, kulitnya yang
sawo matang.
“Kang, bener Akang cinta ama
saya?”, tanyanya lagi.
“Bener, Akang cinta ama kamu!”,
jawabku sambil membuka BH dan
Celana dalam warna putihnya.
Kini ia polos tanpa satu
benangpun menutupi tubuhnya.
Kubaringkan ia di tempat tidur,
lalu kuciumi seluruh tubuhnya.
Tubuh Ani bergetar hebat,
menandakan bahwa dia baru
pertama kali ini melakukan
hubungan seks dengan lawan
jenisnya.
Lalu kubuka selangkangannya
dan kumasukkan penisku dengan
extra hati-hati. Ani mengerang
dengan pasrah, lalu kusuruh ia
untuk menggigit bantal agar
suaranya tidak kedengaran oleh
tetangga. Kugerakkan penisku,
maju mundur. Mata Ani merem
melek keenakan. Nafasku mulai
memburu, dan Ani mulai tidak
bisa mengontrol dirinya, dia
memegang bantal dengan
eratnya, gerakanku semakin
cepat, aku ingin sekali menembus
pertahanannya yang rapat itu.
Kupegangi payudaranya, kujilat,
kukulum, dan kurasakan penisku
mulai menegang dan,“Cret…,
cret…, cret”. Spermaku keluar
dengan deras, Ani memelukku
dengan erat dan kamipun
terbaring kelelahan. Dalam hati
aku bertekad untuk menikahi
gadis itu, karena aku sangat
mencintainya.

Rabu, 15 Juni 2011

(Daun Muda) - Sexy Maria

Maria. Itu namaku. Kedua orang
tuaku meninggal karena
kecelakaan ketika aku berusia
11 tahun. Saat itu, aku benar-
benar sendirian. Rasa takut dan
kesepian menyerang hati dan
pikiranku. Yang paling
menyedihkan adalah, aku sama
sekali tidak pernah dikenalkan
ataupun berjumpa dengan
kerabat ayah maupun ibu. Aku
tidak pernah bertanya. Selama
ini aku hanya mengenal ayah dan
ibu saja. Dan itu sudah lebih dari
cukup bagiku. Kami bertiga
sangat bahagia.
Aku tidak ingat, bagaimana aku
bisa sampai di panti asuhan itu.
Yayasan Bunda Erika, aku
membacanya di sebuah papan
nama di depan pintu masuk
bangunan itu. Di sana, banyak
anak-anak yang sebaya
denganku. Kehadiran mereka
membuatku setidaknya “lupa”
akan kemalangan yang baru saja
menimpaku. Tidak lamapun, aku
merasa kalau aku telah
menemukan rumah baru bagiku.
Enam bulan pun berlalu.
Pada suatu hari yang cerah,
mendadak kami dibangunkan oleh
Bunda Risa, salah satu pengurus
di tempat kami.
“Ayo bangun, cepat mandi, pakai
pakaian terbaik kalian, setelah
itu kalian harus berkumpul di
aula. Kita akan kedatangan
seseorang yang sangat
istimewa”, katanya sambil
tersenyum hangat.
Dan aku pun bertanya, “Bunda,
tamu istimewanya siapa sih?
Artis ya?”
“Mungkin ya..”, kata Bunda Risa
sambil tertawa kecil.
“Karena dia adalah putra tunggal
dari pemilik yayasan ini..”
Tak kusangka, pertemuanku
dengan Erik Torian bisa
mengubah hidupku, seluruhnya.
Saat dia melewati barisan anak-
anak yang lain, dia tiba-tiba
berhenti tepat di depanku.
Senyuman misterius menghiasi
wajahnya. Dengan posisi
membungkuk, dia mengamati
wajahku dengan teliti. Temannya
yang ikut bersamanya pun ikut
memperhatikan diriku.
“Ada apa Torian? Apa kau kenal
dengan anak ini?”, tanyanya.
“Tidak”, Erik masih
memandangiku sambil memegang
mukaku, seolah-olah aku tidak
bernyawa.
“Sempurna” katanya dingin.
“Seperti boneka..”
Aku yakin sekali dia bergumam
["..boneka yang aku idam-
idamkan"]
Lalu dia melepaskan wajahku dan
langsung meninggalkanku begitu
saja.
Sehari setelah kunjungan itu,
Erik bersama temannya itu
kembali mengunjungi yayasan,
untuk mengadopsi diriku.
“Halo.. Maria” Erik melemparkan
senyum yang berbeda dari
kemarin.
“Mulai saat ini, aku-lah yang
akan merawat dan mengurus
Maria. Kamu tidak harus
memanggil aku‘ayah’ atau
sebutan lainnya, panggil saja aku
Erik.”
Sambil mengalihkan
pandangannya ke temannya, dia
melanjutkan,”Nah.., ini adalah
temanku, namanya Tomi.”
Akupun menyunggingkan
senyuman ke arah Tomi yang
membalasku dengan senyuman
hangat.
Aku sama sekali tidak percaya
bahwa ternyata Erik tinggal
sendirian di rumah megah seperti
ini dan masih berusia 24 tahun
saat itu. Diam-diam, aku kagum
dengan penampilan Erik dan Tomi
yang sangat menarik. Berada di
tengah-tengah mereka saja
sudah sangat membuatku special.
Erik sangatlah baik padaku. Dia
selalu membelikan baju-baju
indah dan boneka porselain
untuk dipajang dikamar tidurku.
Dia sangat memanjakan aku.
Tapi, dia juga bersikap disiplin.
Aku tidak diperbolehkan untuk
keluar rumah selain ke sekolah
tanpa dirinya.
Empat bulan berlalu, rasa
sayangku terhadap Erik mulai
bertambah. Hari itu, aku mulai
merasa bosan di rumah dan Erik
belum pulang dari kantor. Aku
pun menunggunya untuk pulang
sambil bermain Play Station di
kamarku. Tepat jam 10.30 malam,
aku mendengar suara pintu di
sebelah kamarku berbunyi.
“Erik sudah pulang!!”, pikirku
senang.
Aku pun berlari keluar kamar
untuk menyambutnya. Tapi, di
depan kamar Erik aku berhenti.
Pintunya terbuka sedikit. Dan
aku bisa tahu apa yang terjadi di
dalam sana. Erik bersama
seorang wanita yang sangat
cantik, berambut panjang,
kulitnya pun sempurna. Aku
hanya bisa terdiam terpaku. Aku
melihat Erik mulai menciumi bibir
wanita itu dengan penuh nafsu.
Tangannya meraba-raba dan
meremas payudara wanita itu.
“Ohh..Erik”
Pelan-pelan, tangan Erik
menyingkap rok wanita itu dan
menari-nari di sekitar pinggul
dan pahanya. Tak lama, Erik
sudah habis melucuti pakaian
wanita itu. Erik merebahkan
wanita itu ke tempat tidur dan
menindihnya, tangan Erik
bermain-main dengan tubuh
wanita itu, menciuminya dengan
membabi buta, menciumi leher,
menciumi payudara wanita itu
sambil meremas-remasnya.
“Ohh..Eriik..” Aku mendengar
desahan wanita itu.
Aku melihatnya. Aku tidak
percaya bahwa aku menyaksikan
itu semua. Tapi, aku tidak
bergerak sedikit pun. Aku tidak
bisa.
Erik pun membuka resleting
celananya dan mengeluarkan
‘senjata’nya, kedua kaki wanita
itu dipegang dengan tangan Erik
dan Erik segera menancapkan
‘senjata’nya ke liang wanita
yang sudah basah itu dengan
sangat kasar. Wanita itu
mengerang dengan keras. Tanpa
sadar, pipiku sudah dibasahi oleh
air mata. Hatiku terasa sakit dan
ngilu. Tapi, aku tetap tidak bisa
beranjak dari sana. Aku tetap
melihat perbuatan Erik tanpa
berkedip sambil berlinang air
mata.
Erik masih melanjutkan
permainannya bersama wanita
cantik itu, dia menggerakkan
pinggulnya maju dan mundur
dengan sangat cepat. Teriakan
kepuasan dari wanita itu pun
membahana di seluruh ruangan.
Sepuluh menit setelah itu, Erik
terlihat kejang sesaat sambil
mengerang tertahan. Erik pun
menghela napas dan beristirahat
sejenak, masih dalam rangkulan
wanita itu. Permainan berakhir.
Tapi aku masih mematung di
depan kamarnya, memperhatikan
Erik dari sebelah pintu yang
sedikit terbuka. Aku tidak mau
bergerak juga, seolah-olah aku
sengaja ingin ditemukan oleh Erik.
Benar saja, aku melihat Erik
berbenah memberesi bajunya
dan bergerak menuju pintu. Dia
membuka pintu dan melihat diriku
mematung sambil menangis di
sana. Dia memperhatikanku
sejenak dan senyuman misterius
itu hadir lagi.
Dia pun membungkukkan
tubuhnya,
“Hey, tukang ngintip cilik. Aku
nggak marah kok. Hanya saja,
aku sudah mempersiapkan
hukuman yang tepat untukmu.
Tapi, tidak saat ini. Ayo, aku
temani kamu sampai kamu
tertidur. Kalau kamu capek,
besok bolos saja.”
Erik pun menggendongku yang
masih terisak kekamar tidurku.
Dan semalaman dia tidur sambil
memelukku dengan hangat.
“Aku..aku..sayang Erik”
“Erik adalah milikku..hanya milikku
seorang”
Pikiranku berputar-putar
memikirkan hal itu. Tak lama, aku
pun tertidur lelap.
Hari ini adalah ulang tahunku
yang ke-14. Aku senang sekali,
karena Erik telah mempersiapkan
sebuah pesta ulang tahun
untukku di sebuah hotel bintang
5. Ballroom hotel itu sangat
indah, Erik mempersiapkannya
secara spesial. Aku pun
mengenakan gaun berwarna
putih yang baru dibelikan Erik.
Kata Erik, aku sangat cantik
dengan baju itu,“Kamu cocok
sekali dengan warna putih,
sangat matching dengan warna
kulitmu.. Dan lagi, sekarang..
kamu semakin cantik.”
Teman-teman perempuanku juga
berdecak kagum melihat
penampilanku saat itu.
“Kamu cantik ya Maria?
Beruntung sekali kamu punya
ayah angkat seperti Erik..”
Kata Sara, teman baikku sambil
tertawa meledek. Sara melirik ke
arah Erik yang sedang duduk di
meja pojok bersama Tomi.
“Hey Maria, Erik itu ganteng
banget ya? Temennya juga..”
ujar Sara sambil tertawa kecil.
Aku pun hanya bisa tertawa, aku
pun menetujuinya. Akhir-akhir ini,
kami memang jadi sering
membicarakan soal cowok.
Mungkin karena puber. Tak lama,
Aryo temanku yang sepertinya
suka denganku datang, sambil
menyerahkan hadiah, dia
mencium kedua pipiku. Tanpa
sadar pipiku bersemu merah.
Setelah pesta usai, Erik
mengajakku istirahat di kamar
hotel. Aku lumayan capek, tapi
aku senang. Dan setiba di kamar,
aku memeluk Erik sambil
mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih Erik..aku sayang
sekali sama Erik..”
Erik pun membalas pelukanku
sejenak dan kemudian
melepasnya, dan dia memegang
kedua lenganku sambil
memandangku dengan serius. Aku
pun merasa heran dan sedikit
takut.
“..Erik? Kenapa? Marah yaa?
Aku..melakukan kesalahan apa?”
Tanpa banyak bicara, Erik
menggeretku ke tempat tidur,
mencopot dasinya dan
menggunakannya untuk
mengikat kedua tanganku
dengan kencang. Aku memekik
dan mulai menangis.
“Eriik!! Sakit!! Kenapa??!!”
Dia melihatku dengan pandangan
marah. Kemudian berteriak,
“Kenapa??!! Kenapa katamu?!
Kamu itu perempuan apa??!!
Masih kecil sudah kenal laki-laki!!
Sudah kuputuskan! Kamu harus
di hukum atas perbuatanmu
barusan dan perbuatanmu 2
tahun yang lalu!!”
Deg. Jantungku terasa berhenti
mengingat kejadian itu.
“Erik marah..”, pikirku.
Aku pun merasa ketakutan. Aku
takut dibenci. Aku tidak mau
kehilangan lagi orang yang
kusayangi.
Tiba-tiba, Erik menarik gaunku
dengan sangat kasar sehingga
menjadi robek. Aku berteriak.
“Ini akibatnya kalau jadi
perempuan genit!!”
Erik menariknya lagi untuk kedua
kalinya, pakaian dalamku semakin
terlihat. Celana dalamku juga
akan dilepasnya.
“Erriik!! Jangaan!!”, aku berteriak
ketakutan.
Terlambat, aku sudah telanjang
total. Hanya sisa-sisa gaunku-lah
yang masih menyembunyikan
bagian-bagian tubuhku sedikit.
Erik melihatku dengan penuh
nafsu. Nafasnya terdengar berat
penuh dengan kemarahan dan
birahi. Dia pun menahan
tanganku yang terikat dan
mendekatkan bibirnya ke bibirku.
“Aku harus menjadi orang
pertama yang..”
Erik tidak menyelesaikan kata-
katanya dan mulai melumat
bibirku dengan sedikit kasar.
“Hmmphh..”
Untuk pertama kalinya aku
merasakan ada getaran yang
aneh pada tubuhku. Sensasi yang
tidak pernah kurasakan
sebelumnya.
Erik terus berlanjut menciumku,
aku bisa merasakan lidahnya
memijat lidahku. Aku pun
mengikuti permainannya, sedikit
takut, sedikit ingin tahu. Erik
mulai meremas-remas
payudaraku yang belum tumbuh
seutuhnya.
“Ahh..”
Aku mulai menikmati getaran
aneh pada diriku.
“Panas..badanku terasa
panas..Erik..” pikirku dalam hati.
Erik melanjutkan ciumannya ke
leher dan menggigitnya sedikit,
remasan tangannya di
payudaraku makin kuat.
“Ahh..!!” nafasku makin memburu.
Tiba-tiba Erik berhenti dan
melihatku sambil tersenyum
misterius.
“Hmm..kamu menyukainya bukan?
Ya kan, setan cilik?”
Mukaku bersemu merah, tapi
terlalu takut untuk berbicara,
tubuhku bergetar hebat. Erik
melepaskan kemejanya dan
celananya, masih memandangiku.
Aku terlalu malu untuk
memandang wajahnya.
“Aku rasa, kamu sudah siap
untuk permainan selanjutnya..”
Erik tertawa kecil, sedikit
kemarahan masih tersisa pada
dirinya. Erik kembali menciumiku,
kali ini dia meremas payudaraku
sambil menghisapnya.
“Hhh..!!”
“Tidak apa-apa..kalau Erik..tidak
apa-apa.” pikirku.
Aku memejamkan mataku erat-
erat ketika Erik mulai
memasukkan‘senjata’nya ke
dalam diriku.
“Emm..” aku tidak berani bilang
kalau aku merasa sakit.
Erik mulai tidak sabar, dan dia
memasukkannya dengan kasar.
“Aaahh..!!”
Aku menjerit dan mulai menangis
lagi.‘Senjata’nya sudah
memasuki diriku seutuhnya dan
sakit yang kurasakan itu sedikit
aneh, ada kenikmatan di
dalamnya. Aku mulai sedikit
meronta sambil berteriak. Tapi
Erik menahanku dengan kuat.
Erik menciumi diriku yang
bergetar hebat dengan sedikit
paksa. Bosan dengan posisinya,
Erik membalikkan posisi tubuhku
menjadi telungkup.
“Erriik..!! tidaak!!” aku sangat
malu melakukan posisi itu.
Tetapi Erik tidak peduli dan
melanjutkan kembali
permainannya. Setiap kali tubuh
Erik menghentak, aku menjerit
sekeras-kerasnya. Erik
melakukan gerakan menghentak
itu secara teratur, dan tiba-tiba
aku merasakan getaran yang
sangat hebat dalam diriku, aku
merasakan‘liang’ku
menyempit karena otot-otot di
tubuhku menjadi tegang. Aku pun
berteriak lebih keras dari
sebelumnya.
“Ohh..Maria.”
Aku merasakan tangan Erik
meremas pinggulku dengan kuat.
Tubuh Erik mengejang, dan
cairan deras pun mengalir dari
‘liang’ku. Aku mendesah panjang.
Tubuhku masih bergetar. Erik
masih menindihku dan mulai
menciumi punggungku.
“Hhhmm.. pilihanku memang selalu
tepat”, gumamnya.
Aku memilih untuk diam. Erik
bergeser ke sampingku. Dia
memandangiku yang masih
berlinang air mata. Tersenyum
Erik mengecup kepalaku sambil
mengelusnya.
“Maria, kamu adalah milikku
seorang.. tidak ada satupun yang
boleh menyentuhmu tanpa seizin-
ku.”
Erik memeluk tubuhku yang kecil
dengan erat.
“Ya Erik..aku adalah milikmu. Aku
akan melakukan apa saja yang
kau perintahkan, asal kau tidak
membenciku.” Aku masih terisak.
“Anak bodoh.. Aku tidak akan
pernah membencimu Maria..”
Pelukan Erik semakin erat.
Mukaku terasa panas. Dan aku
segera membenamkan diriku ke
dalam pelukan Erik.
“Terima kasih..Erik.”

Kejujuran Bu Siami Berbuah Malapetaka setelah Melaporkan Tragedi Menyontek Massal saat Ujian Nasional ~ Fresh 'n Inspiring

Kejujuran Bu Siami Berbuah Malapetaka setelah Melaporkan Tragedi Menyontek Massal saat Ujian Nasional ~ Fresh 'n Inspiring

Selasa, 14 Juni 2011

Cara Internetan Gratis Via Handphone (Telkomsel)

Halo semua..Makasih dah mampir di blog jelek ini. Kali ini q mau posting tentang cara2 internetan gratis telkomsel (saat ini q pake kartu As). Mungkin temen2 dah pada tau caranya. Buat yg belum tau,silakan di lanjutkan...

Langsung aja ya...

Langkah 1:
Buat yg pake kartu telkomsel langsung ja ke langkah 2, buat yg belum y tinggal beli perdana ja. Murah,paling 2ribuan..Hehe..

Langkah 2:
Aktifkan GPRS kartu telkomsel kamu. Kalo ga salah cuma ketik GPRS kirim ke 3636.

Langkah 3:
Download Opera Mini 6, inget...Harus Opmin 6 jangan yg lain (kaya iklan aja)...

Langkah 4:
Isi pulsa di atas 10ribu..

Langkah 5:
Daftar paket Opmin Telkomsel, caranya ketik *363# trus pilih kode 5. Opera Mini trus pilih kode 3. Paket 7 hari trus tunggu sms dari 3636 (pulsa kamu kepotong 10rbu),sekarang km dah bisa internetan sepuasnya selama 7hari 7malam (pake jalur akses standar telkomsel).Hehehe...Lah mana gratisannya? Tenang..Tenang..Bacanya kelarin dulu donk..

Langkah 6:
Setelah internetan sepuasnya selama 7 hari 7 mlm,otomatis akan ada pemberitahuan dr 3636 bhwa paket opmin 7 hri akan di teruskan. Abaikan saja...Kamu dah bs internetan gratis kok,syaratnya pulsa km jgn lebih dari 10rbu (kalo lbh dri 10rbu akan kepotong bwt biaya paket opmin). Gimana dg resep ini my bro or my sist...Silakan di coba y...

(Daun Muda) - Ngentotin Sari dan Rina Yang Aduhai

Seperti telah kuceritakan di
bagian sebelumnya, Senin, Rabu
dan Jumat adalah jadwalku
mengajar Sari dan Rina. Karena
rumah Rina lebih dekat, maka
Sari yang datang ke rumah Rina.
Ibu Rina adalah orang Menado.
Bapaknya orang Batak. Kedua
orang tuanya berada di
Surabaya. Dia disini tinggal
berdua saja dengan kakak
perempuan tertuanya yang
kerja di Bank. Mengontrak rumah
mungildi daerah Cipete. Sedang
kedua orang tua Sari adalah asli
orang Tasik. Keduanya cantik.
Tinggi tubuhnya hampir sama.
Rina orangnya putih, agak gemuk
dansedikit banyak omong.
Sedang Sari hitam manis,
cenderung pendiam dan agak
kurus.
Singkat cerita, setelah beberapa
kali mengajar, aku tahu bahwa
memang si Rina kurang bisa
konsentrasi. Konsentrasinya
selalu pecah. Ada saja alasannya.
Berbeda dengan Sari. Bahkan
kadang-kadang matanya
menggoda nakal memandangku.
Mungkin kalau tidak ada Sari,
sudah kuterkam dia. Pakaiannya
pun kadang-kadang mengundang
nafsuku. Celananya pendek sekali
dengan kaos oblong tanpa BH.
Berbeda sekali dengan Sari. Sari
memang pendiam. Kalau tidak
ditanya, dia diam saja. Jadi kalau
tidak tahu, dia malu bertanya.
Tetapi dari pengalamanku, aku
tahu kalau Sari ini mempunyai
nafsu yang besar yang
terpendam.
Suatu saat aku datang mengajar
ke rumah Rina. Seperti biasa
kalau jam belajar, pintu
depannya tidak dikunci, jadi aku
bisa langsung masuk. Kok sepi..?
Pada kemana..? Aku kebingungan,
lihat sana dan sini mencari orang
di rumah itu. Aku langsung ke
dapur, tidak ada siapa-siapa. Aku
memang biasa dan sudah
diizinkan berkeliling rumahnya.
Mau masuk kamarnya, aku takut
karena belum pernah. Lalu aku
duduk di ruang tamu, sambil
buka-buka buku mempersiapkan
pelajaran.
Samar-samar aku mendengar
suara mendesah-desah. Aku jadi
tidak konsentrasi. Kucari arah
suara itu. Ternyata dari
kamarnya Rina. Kutempelkan
telingaku ke pintu. Setelah yakin
itu suara Rina, kucoba memutar
pegangan pintunya, ternyata
tidak dikunci. Kubuka sedikit dan
kuintip. Ternyata dia sedang
masturbasi di tempat tidurnya.
Tangan kirinya meremas-remas
susunya, tangan kanannya
masuk ke dalam roknya. Wajah
dan suara desahannya
membuatku terangsang. Aku
masuk pelan-pelan, dia kaget
sekali melihatku. Tangannya
langsung menarik kaosnya
menutupi susunya. Wajahnya
merah padam karena malu.
“Ehh.. ee.. Masss.. suss..,
ssuuddaaahh laammaaa..?”
tanyanya terbata-bata.
Karena aku sudah terangsang
dan sudah yakin sekali kalau dia
pun mau, langsung kulumat
bibirnya. Mulanya dia kaget,
tetapi tidak lama dia pun balik
membalas ciumanku dengan
ganasnya. Tanganku pun
langsung masuk ke dalam
kaosnya, mencari bukit
kembarnya. Kuraba-raba,
kuremas-remas kedua bukitnya
bergantian. Tidak sekenyal dan
sekeras punyanya Sara atau
Ketty.
“Aaahhh.., Masss.., mmm..,
aaahhh..!” desahnya.
Karena cukup mengganggu,
kuangkat lepas kaosnya.
Terpampanglah kedua bukit
kembarnya. Putih bersih dengan
puttingnya merah muda yang
menonjol indah. Kurebahkan dia,
kuciumi kedua bukit kembarnya
bergantian.
“Ahhh.., Mass..! Teruuuss Masss..!
Aahhh.., ooohhh… Hissaaappp..,
Masss..!”
Langsung kukulum-kulum dan
kuhisap-hisap puting susu
kanannya, sedang yang kiri
kuremas-remas.
“Aaahhh.., ooohhh.., Mass
eenaaakkkk.., Mass yang
keeraasss..!”
Tangannya sekarang tidak mau
diam, mulai memegang batang
kejantananku yang sudah
tegang dari luar celanaku.
Tanganku pun mulai masuk ke
dalam roknya. Astaga. Dia tidak
memakai celana dalam. Kucari-
cari kaitan roknya, resletingnya,
lalu kuplorotkan roknya.
Terpampanglah tubuh indah putih
di hadapanku. Kucium perutnya,
naik lagi ke susunya begitu
berulang-ulang. Kepalanya
bergolek ke kiri dan ke kanan.
“Auwww.., Maasss..!
Aaaddduuuhhh.., ooohhh..!” dia
menikmati sensasi yang
kuberikan.
Kira-kira tiga menit, tiba-tiba dia
bangkit. Melepas kaosku,
menurunkan celana serta celana
dalamku sekalian. Aku
didorongnya. Batang
kejantananku yang sudah
menegang langsung berdiri di
hadapannya.
“Kamu nakal yaa.., berdiri tanpa
izin..!” katanya kepada
kemaluanku.
Langsung dikocok-kocok, diurut,
dipijat oleh tangannya.
“Aaahhh… Riiinnn.. Dari tadi
keekk..!” kataku protes.
Lalu dia mulai mengulum
senjataku. Lalu kakinya memutar
mengangkangi wajahku. Aku tahu
maksudnya. Sekarang, ada bibir
kemaluan indah di hadapanku.
Langsung kulahap. Kujilati seluruh
permukaan liang
keperawanannya.
“Sudah basah sekali ini orang..!”
pikirku.
Setiap aku menyentuh
kelentitnya, dia berhenti
menyedot batang
keperkasaanku.
Lalu dia melepaskan penisku,
berdiri, lalu jongkok tepat di
atas alat vitalku.
“Bukan main..! Masih kelas 2 SMP
kok sudah begini hebat
permainannya..!” batinku,
“Umurnya paling-paling sebaya
Sara, 13 tahunan.”
Dia pegang senjataku, dipaskan
ke lubangnya, lalu dengan sangat
perlahan dia berjongkok.
“Aaahhh..!” desisku saat kepala
kemaluanku ditelan liang
kenikmatannya.
Masih sempit. Sangat perlahan
dia menurunkan pantatnya.
Penetrasi ini sungguh indah.
Matanya terpejam, tangannya
menekan dadaku. Dia menikmati
sekali setiap gesekan demi
gesekan.
“Aaahhh.., ssshhhssshhh..!”
desahnya.
Setelah seluruh batang
kemaluanku masuk, terasa
olehku kepala kejantananku
menyentuh rahimnya. Didiamkan
sebentar sambil dikedut-
kedutkan urat kemaluannya.
“Aaahhh.., Riiinnn… eeennnaaakkk
sseeekkkaallliii..!”
Lalu perlahan-lahan dia mulai
menaik-turunkan pantatnya.
Susunya bergoyang-goyang
indah. Kuremas-remas keduanya.
“Aa.., ah.., ahh.., ooohhh..,
sshshshsh.., shhh..!”
Lama-lama semakin cepat. Tidak
lama kemudian dia menjepitkan
kakinya ke pantatku sambil
tangannya meremas dadaku dan
menekan pantatnya agar masuk
lebih dalam.
“Massss.., aakkkuuu..
uuuddddaaahhh… aaahhh..!”
desahnya tidak menentu.
“Syurrrr… ssyyuurrr…” cairan
hangat menyelimuti kepala
batang kejantananku.
Dia rebah ke atas tubuhku. Aku
yang belum sampai, langsung
membalikkan badannya. Langsung
kegenjot dia secepat mungkin.
Karena liang senggamanya sudah
basah, maka daya cengkramnya
menurun. Sehingga aku harus
lama memompanya.
“Maasss.., uuuddaaahhh..!
Aaakkkuuu eenggaaakkk
taahhhaannn..!Adduuuhhh..
Mmass..! Geeellii..!” teriaknya.
Dia berkelojotan, susunya
bergoyang-goyang. Kuremas-
remas keduanya dengan kedua
tanganku. Aku tidak peduli, terus
saja kugenjot.
Sampai akhirnya, “Aaahhh..,
Rriiinnn.. Maasss… ssaammmpeee…
aaahhh..!” desahku yang diikuti
dengan, “Croottt.., croottt..,
croottt..,” empat kelompok
cairan spermaku memuncrat di
liang senggamanya.
Aku langsung ambruk ke
dadanya. Setelah reda nafasku,
kupeluk dia sambil berguling ke
sebelahnya. Kucium keningnya.
Kudekap dia lebih rapat. Batang
keperkasaanku masih tertancap
di liang kenikmatannya.
“Terima kasih ya Riinnn..!”
“Sama-sama Maasss..!”
“Riinnn.., maaf ya..? Mas mau
tanya.., Tapi Rina jangan marah
yaaa..?”
“Rina tau apa yang Mas mau
tanya. Memang Rina udah sering
beginian sama pacar Rina. Tapi
sudah 2 bulan ini putus, jadi Rina
sering masturbasi seperti yang
Mas liat tadi.” jawabnya enteng
sekali.
“Oooo..”
“Mas adalah orang kedua yang
meniduri Rina setelah pacar
Rina.”
Mass.., Rina khan belajarnya
sama Sara. Sara banyak cerita
ke Rina tentang hubungan Sara
sama Mas… Kata Sara, Mas
hebat.., Rina jadi kepengiiiinn
banget hubungan sama Mas..!”
“Kapan Rina pertama kali
hubungan dengan pacar Rina..?”
“Udah lama Mas.., kira-kira waktu
Rina kelas satu dulu. Rina
kecolongan Mass.., tapi setelah
tau enaknya, Rina jadi
ketagihan.”
“Ooo.”
“Si Sari kok enggak dateng..?”
“Tadi siang Aku bilang ke Dia,
hari ini enggak belajar, karena
Aku pengiinn banget ngentot
sama Maass.. Habis.. gatel
sssiiiihh..!” katanya sambil
mengedut-ngedutkan liang
kewanitaannya.
Penisku serasa dipijat-pijat.
Kucabut, lalu keluarlah cairan
kental putih dari liang
senggamanya. Lubang
kenikmatannya kubersihkan
dengan kaosnya, lalu batang
kejantananku pun kulap.
“Sekarang mau belajar..?”
tanyaku.
“Kayaknya enggak deh Mas.
Kasian khan Sari ketinggalan.”
“Ok deh. Mas sebetulnya juga
ada perlu di rumah. Mau bantuin
bapak betulin mobil orang. Besok
mau diambil.”
“Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!”
Lalu kucium pipinya. Aku bangkit
ke kamar mandi dengan
telanjang bulat sambil menenteng
pakaianku. Kamar mandinya ada
di ruang tengah.”Massss…”
panggilnya saat aku akan keluar
kamarnya.”Apa..?”"Besok lagi.
Datangnya jam tigaan aja Mass.
Si Sari datangnya paling jam 4
kurang, jadi kita bisa puas-
puasin dulu..!”
“Iyaaa deeehhh.., tenang aja.”
kataku sambil keluar kamar.
Begitulah setiap sebelum
mengajar, aku menggarap Rina
sepuasku. Begitu pula dengan
Rina. Dia nafsunya sangat besar.
Tetapi kemaluannya tidak begitu
menjepit. Sebenarnya itu
bukanlah masalah buatku. Sejak
aku tidak bisa berhubungan
dengan Sara lagi, aku cukup
puas berhubungan dengan Ketty
dan Rina.
Suatu saat, ketika melihat
perubahan atas sikap Sari
kepadaku. Dia sering mencuri
pandang ke arahku. Aku tidak
tahu sebabnya, tetapi setelah
selesai belajar, saat kujalan
bersama dengan Sari, Sari
bercerita kepadaku.
“Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan
Rina sama Mas…”
“Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa
Rina cerita..?” tanyaku kaget.
“Enggak. Waktu Sari datang lebih
awal, kira-kira jam tiga
seperempat, Sari masuk rumah
Rina, Sari denger Rina teriak-
teriak di kamar, kupikir Rina
khan udah putus sama
pacarnya..? Lalu Rina sama
siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh
enggak taunya sama Mas Pri..!”
“Terus..?”
“Terus.., ya Sari keluar aja,
takut ketahuan. Terus Sari
nongkrong di tukang bakso
depan. Kira-kira jam empat
kurang, Sari masuk lagi.”
“Terus..?”
“Yaa.., udah gitu aja..!”
Hening sesaat waktu itu, kami
sibuk dengan pikiran kami
masing-masing.
“Sari pernah enggak yaa..?”
batinku.
“Tanya, enggak, tanya, enggak.
Kalo kutanya, Dia marah enggak
ya.. Ah bodo, yang penting tanya
dulu aja…”
“Eng.., Sari pernah enggak..?”
“Pernah apa Mas..?”
“Ya.., seperti Sara atau Rina..?”
“Belummm Mmassss..!” jawabnya
malu-malu dan wajahnya merah
padam.
Ternyata dia tidkak marah.
Benar dugaanku, nafsunya besar
juga.
“Sari mau..?”
Dia diam saja sambil menunduk.
Pasti mau lah.
“Sari udah punya pacar..?”
“Beluumm Mass.., abis dilarang
sama Bapak Ibu.”
“Yaa.., jangan sampe ketahuan
doonng..!”
Lalu kami berpisah. Karena Sari
harus naik bis ke Blok A.
Sedangkan aku naik bis arah
Pondok Labu. Di bis aku berpikir,
gimana caranya mendapatkan
Sari.
“Aku harus memanfaatkan Rina..!”
pikirku.
Besoknya sebelum belajar
bersama, saat aku bercumbu
dengan Rina, kubilang ke Rina
kalau Sari sudah tahu hubungan
kita. Aku minta bantuannya
untuk memancing nafsu si Sari.
Tadinya aku pikir Rina akan
menolak, ternyata jalan pikiran
Rina sudah sangat moderat. Dia
menyanggupinya. Karena Sari
sudah tahu, untuk apa ditutup-
tutupi katanya.
etika sedang belajar bersama,
aku coba pancing nafsu Sari
dengan cara kududuk di sebelah
Rina. Aku rangkul Rina, kucium
pipinya, bibirnya dan kuraba
dadanya. Rina saat itu memakai
kaos tanpa BH. Rina
membalasnya. Lalu kudorong dia
agar tiduran di karpet. Kami
saling bergumul. Melihat hal itu,
Sari kaget juga. Dia menutupi
wajahnya. Karena selama ini kami
berhubungan diam-diam. Tidak
pernah secara terang-terangan.
Kali itu kami berbuat seolah-olah
tidak ada orang lain selain kami
berdua, untuk memancing nafsu
Sari.
Perbuatan kami semakin
memanas. Karena Rina sudah
telanjang dada. Lalu Rina
menurunkan celana pendeknya.
Dia langsung bugil karena tidak
memakai celana dalam. Aku pun
tidak tinggal diam, kulepas semua
pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami
mengambil posisi 69. Rina di atas.
Kami saling menghisap.
“Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs…
Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..!”
desah Rina dibesar-besarkan.
“Ohhh.. Riiinnn… hisap yang
kuaattt Riinnnn..!” desahku juga.
Kulihat Sari sudah tidak menutupi
wajahnya lagi.
Kira-kira lima menit saling
menghisap, Rina berdiri
memegang batang kemaluanku
dan mengarahkan ke liang
senggamanya yang sudah tidak
perawan lagi. Menurunkan
pantatnya dengan perlahan.
“Bless..!” langsung masuk
seluruhnya.
“Aaahhhh… Maasss.., aaahhh..,
ssshhh.., aaahhh..!” desahnya.
Lalu dengan perlahan dinaik-
turunkan pantatnya. Pertama-
tama perlahan. Makin lama
semakin cepat.
“Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh…
Iiihhh..!” erangnya.
Kulirik Sari, dia memandangi
ekspresi Rina. Sepertinya dia
sudah terangsang berat. Karena
wajahnya merah padam,
nafasnya memburu. Tangannya
memegang dadanya. Gerakan
Rina semakin tidak terkendali.
Pantatnya berputar-putar sambil
naik turun. Kira-kira 10 menit,
aku rasakan liang kewanitaan
Rina sudah berkedut-kedut. Dia
mau sampai klimakasnya. Dan
akhirnya pantatnya menghujam
batang keperkasaanku dalam
sekali.
“Aaahhh.. Masss… Akuuu…
sammmpppeee.. Maasss..!”
“Syuuurr… syurrr..” kehangatan
menyelimuti kepala senjataku.
Mass.., Rina khan belajarnya
sama Sara. Sara banyak cerita
ke Rina tentang hubungan Sara
sama Mas… Kata Sara, Mas
hebat.., Rina jadi kepengiiiinn
banget hubungan sama Mas..!”
“Kapan Rina pertama kali
hubungan dengan pacar Rina..?”
“Udah lama Mas.., kira-kira waktu
Rina kelas satu dulu. Rina
kecolongan Mass.., tapi setelah
tau enaknya, Rina jadi
ketagihan.”
“Ooo.”
“Si Sari kok enggak dateng..?”
“Tadi siang Aku bilang ke Dia,
hari ini enggak belajar, karena
Aku pengiinn banget ngentot
sama Maass.. Habis.. gatel
sssiiiihh..!” katanya sambil
mengedut-ngedutkan liang
kewanitaannya.
Penisku serasa dipijat-pijat.
Kucabut, lalu keluarlah cairan
kental putih dari liang
senggamanya. Lubang
kenikmatannya kubersihkan
dengan kaosnya, lalu batang
kejantananku pun kulap.
“Sekarang mau belajar..?”
tanyaku.
“Kayaknya enggak deh Mas.
Kasian khan Sari ketinggalan.”
“Ok deh. Mas sebetulnya juga
ada perlu di rumah. Mau bantuin
bapak betulin mobil orang. Besok
mau diambil.”
“Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!”
Lalu kucium pipinya. Aku bangkit
ke kamar mandi dengan
telanjang bulat sambil menenteng
pakaianku. Kamar mandinya ada
di ruang tengah.”Massss…”
panggilnya saat aku akan keluar
kamarnya.”Apa..?”"Besok lagi.
Datangnya jam tigaan aja Mass.
Si Sari datangnya paling jam 4
kurang, jadi kita bisa puas-
puasin dulu..!”
“Iyaaa deeehhh.., tenang aja.”
kataku sambil keluar kamar.
Begitulah setiap sebelum
mengajar, aku menggarap Rina
sepuasku. Begitu pula dengan
Rina. Dia nafsunya sangat besar.
Tetapi kemaluannya tidak begitu
menjepit. Sebenarnya itu
bukanlah masalah buatku. Sejak
aku tidak bisa berhubungan
dengan Sara lagi, aku cukup
puas berhubungan dengan Ketty
dan Rina.
Suatu saat, ketika melihat
perubahan atas sikap Sari
kepadaku. Dia sering mencuri
pandang ke arahku. Aku tidak
tahu sebabnya, tetapi setelah
selesai belajar, saat kujalan
bersama dengan Sari, Sari
bercerita kepadaku.
“Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan
Rina sama Mas…”
“Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa
Rina cerita..?” tanyaku kaget.
“Enggak. Waktu Sari datang lebih
awal, kira-kira jam tiga
seperempat, Sari masuk rumah
Rina, Sari denger Rina teriak-
teriak di kamar, kupikir Rina
khan udah putus sama
pacarnya..? Lalu Rina sama
siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh
enggak taunya sama Mas Pri..!”
“Terus..?”
“Terus.., ya Sari keluar aja,
takut ketahuan. Terus Sari
nongkrong di tukang bakso
depan. Kira-kira jam empat
kurang, Sari masuk lagi.”
“Terus..?”
“Yaa.., udah gitu aja..!”
Hening sesaat waktu itu, kami
sibuk dengan pikiran kami
masing-masing.
“Sari pernah enggak yaa..?”
batinku.
“Tanya, enggak, tanya, enggak.
Kalo kutanya, Dia marah enggak
ya.. Ah bodo, yang penting tanya
dulu aja…”
“Eng.., Sari pernah enggak..?”
“Pernah apa Mas..?”
“Ya.., seperti Sara atau Rina..?”
“Belummm Mmassss..!” jawabnya
malu-malu dan wajahnya merah
padam.
Ternyata dia tidkak marah.
Benar dugaanku, nafsunya besar
juga.
“Sari mau..?”
Dia diam saja sambil menunduk.
Pasti mau lah.
“Sari udah punya pacar..?”
“Beluumm Mass.., abis dilarang
sama Bapak Ibu.”
“Yaa.., jangan sampe ketahuan
doonng..!”
Lalu kami berpisah. Karena Sari
harus naik bis ke Blok A.
Sedangkan aku naik bis arah
Pondok Labu. Di bis aku berpikir,
gimana caranya mendapatkan
Sari.
“Aku harus memanfaatkan Rina..!”
pikirku.
Besoknya sebelum belajar
bersama, saat aku bercumbu
dengan Rina, kubilang ke Rina
kalau Sari sudah tahu hubungan
kita. Aku minta bantuannya
untuk memancing nafsu si Sari.
Tadinya aku pikir Rina akan
menolak, ternyata jalan pikiran
Rina sudah sangat moderat. Dia
menyanggupinya. Karena Sari
sudah tahu, untuk apa ditutup-
tutupi katanya.
etika sedang belajar bersama,
aku coba pancing nafsu Sari
dengan cara kududuk di sebelah
Rina. Aku rangkul Rina, kucium
pipinya, bibirnya dan kuraba
dadanya. Rina saat itu memakai
kaos tanpa BH. Rina
membalasnya. Lalu kudorong dia
agar tiduran di karpet. Kami
saling bergumul. Melihat hal itu,
Sari kaget juga. Dia menutupi
wajahnya. Karena selama ini kami
berhubungan diam-diam. Tidak
pernah secara terang-terangan.
Kali itu kami berbuat seolah-olah
tidak ada orang lain selain kami
berdua, untuk memancing nafsu
Sari.
Perbuatan kami semakin
memanas. Karena Rina sudah
telanjang dada. Lalu Rina
menurunkan celana pendeknya.
Dia langsung bugil karena tidak
memakai celana dalam. Aku pun
tidak tinggal diam, kulepas semua
pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami
mengambil posisi 69. Rina di atas.
Kami saling menghisap.
“Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs…
Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..!”
desah Rina dibesar-besarkan.
“Ohhh.. Riiinnn… hisap yang
kuaattt Riinnnn..!” desahku juga.
Kulihat Sari sudah tidak menutupi
wajahnya lagi.
Kira-kira lima menit saling
menghisap, Rina berdiri
memegang batang kemaluanku
dan mengarahkan ke liang
senggamanya yang sudah tidak
perawan lagi. Menurunkan
pantatnya dengan perlahan.
“Bless..!” langsung masuk
seluruhnya.
“Aaahhhh… Maasss.., aaahhh..,
ssshhh.., aaahhh..!” desahnya.
Lalu dengan perlahan dinaik-
turunkan pantatnya. Pertama-
tama perlahan. Makin lama
semakin cepat.
“Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh…
Iiihhh..!” erangnya.
Kulirik Sari, dia memandangi
ekspresi Rina. Sepertinya dia
sudah terangsang berat. Karena
wajahnya merah padam,
nafasnya memburu. Tangannya
memegang dadanya. Gerakan
Rina semakin tidak terkendali.
Pantatnya berputar-putar sambil
naik turun. Kira-kira 10 menit,
aku rasakan liang kewanitaan
Rina sudah berkedut-kedut. Dia
mau sampai klimakasnya. Dan
akhirnya pantatnya menghujam
batang keperkasaanku dalam
sekali.
“Aaahhh.. Masss… Akuuu…
sammmpppeee.. Maasss..!”
“Syuuurr… syurrr..” kehangatan
menyelimuti kepala senjataku.
Dia langsung terguling ke
sebelahku. Senjataku tercabut
dari liang kenikmatannya dan
berhamburanlah cairan dari liang
senggamanya ke karpet. Aku
memang tidak begitu menghayati
permainan ini, karena pikiranku
selalu ke Sari. Jadi pertahananku
masih kuat. Aku bangkit dengan
telanjang bulat. Kuhampiri Sari.
Sari kaget karena aku
menghampirinya masih dengan
bertelanjang bulat. Langsung
kupeluk dia. Kuciumi seluruh
wajahnya. Tidak ada penolakan
darinya, tetapi juga tidak ada
reaksi apa-apa. Benar-benar
masih polos.
Lama-lama tangannya mulai
memelukku. Dia mulai
menikmatinya. Membalas
ciumanku, walau lidahnya belum
bereaksi. Kuusahan semesra
mungkin aku mencumbunya. Dan
akhirnya mulutnya membuka
sedikit berbarengan dengan
desahannya.
“Aaahhh.. Maasss..!” nafasnya
mulai memburu.
Kumasukkan lidahku ke mulutnya.
Kubelit lidahnya perlahan-lahan.
Dia pun membalasnya. Tanganku
mulai meraba dadanya. Terasa
putingnya sudah mengeras di
bukit kembarnya yang kecil.
Kuremas-remas keduanya
bergantian.
“Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss..
shshhshshs…” desahnya.
Kulepas ciumanku. Kupandangi
wajahnya sambil tanganku
mengangkat kaosnya. Dia diam
saja. Lepas sudah kaosnya,
sekarang tinggal BH mininya.
Kulepaskan juga pengaitnya. Dia
masih diam saja. Akhirnya
terpampanglah bukit kembarnya
yang kecil lucu. Seperti biasa,
untuk menaklukan seorang
perawan, tidak bisa terburu-
buru. Harus sabar dan dengan
kata-kata yang tepat.
“Bukan maaiinnn. Susumu bagus
sekali Sar..!” kataku sambil
memandangi bukit kembarnya.
Warnanya tidak seputih Rina,
agak coklat seperti warna
kulitnya. Aku elus perlahan-lahan
sekali. Kusentuh-sentuh
putingnya yang sudah menonjol.
Setiap kusentuh putingnya, dia
menggelinjang.
Kutidurkan dia ke karpet. Lalu
kuciumi dada kanannya, yang kiri
kuremas-remas.
“Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss..,
aaaddduuuhhh… aaa..!”
Bergantian kiri kanan. Kadang
ciumanku turun ke arah
perutnya, lalu naik lagi. Tangan
kananku sudah mengelus-ngelus
pahanya. Dia masih memakai
celana panjang katun. Kadang-
kadang kuelus-elus
selangkangannya. Dia mulai
membuka pahanya. Sementara
itu Rina sudah pergi ke kamar
mandi. Karena kudengar suara
guyuran air.
Setelah aku yakin dia sudah di
puncak nafsunya, kupandangi
wajahnya lagi. Wajahnya sudah
memerahkarena nafsunya. Ini
saatnya. Lalu tanganku mulai
membuka pengait celananya,
retsletingnya, dan menurunkan
celana panjangnya sekalian
dengan celana dalamnya. Tidak
ada penolakan. Bahkan dia
membantunya dengan
mengangkat pantatnya. Dia
memandangiku sayu.
Bukit kemaluannya kecil tidak
berbulu. Hampir sama dengan
kepunyaan Titin dulu. Mungkin
karena sama-sama orang Sunda.
Kupandangi bibir kemaluannya.
Dia menutupinya dengan kedua
tangannya. Kutarik tangannya
perlahan sambil kudekatkan
wajahku. Mulanya tangannya
menutup agak keras, tetapi
lama-lama mulai melemah. Kucium
bibir kewanitaannya. Aaahhh..,
segar sekali harumnya. Kuulangi
beberapa kali. Setiap kucium,
pantatnya dinaikkan ke atas
sambil mendesah.
“Aaahhh… Masss.., mmm..
sshshshs…”
Batang kejantananku yang tadi
sudah agak lemas, mulai
mengeras lagi.
Lalu kubuka bibir kewanitaannya
dengan jariku. Sudah basah.
Kutelusuri seluruh liangnya
dengan jariku, lalu lidahku. Dia
semakin menggelinjang. Lidahku
menari-nari mencari kedele-nya.
Setelah dapat, kujilat-jilat
dengan cepat sambil agak
kutekan-tekan. Reaksinya,
gelinjangnya makin hebat,
pantatnya bergoyang ke kiri dan
ke kanan.
“Adduuuhhh… Maasss… aaahhh..
ssshhh.. aaahhh..!”
Kuangkat kedua kakinya,
kutumpangkan ke pundakku,
sehingga liang kewanitaannya
semakin membuka. Kupandangi
belahan kewanitaannya. Betapa
indah liangnya. Hangat dan
berkedut-kedut.
“Saarr.., memekmu bagus betul..
Wangi lagi…”
Kembali kuhisap-hisap. Dia
semakin keras mendesah.
Kira-kira 5 menit kemudian,
pahanya menjepit leherku keras
sekali. Lubang keperawanannya
berdenyut-denyut cepat sekali.
Dan,“Syurrr… syurrr…”
menyemburlah cairan
kenikmatannya.
Kuhirup semuanya. Manis, asin,
gurih menjadi satu. Aaasshhh…
segarnya. Kakinya sudah
melemas.Kuturunkan kakinya,
kukangkangkan pahanya.
Kuarahkan batang
keperkasaanku ke liangnya
sambil kupandangi wajahnya.
“Boleh Sarr..?” tanyaku memohon
persetujuannya.
Matanya memandangku sayu,
tidak bertenaga. Dia hanya
mengangguk.
“Pelan-pelan yaa Mass..!”
Kuoles-oleskan kepala
kemaluanku dengan cairan
pelumas yang keluar dari liang
senggamanya. Lalu kugesek-
gesekkan kepala kejantananku
ke bibir kenikmatannya. Kuputar-
putar sambil menekan perlahan.
Dia langsung terguling ke
sebelahku. Senjataku tercabut
dari liang kenikmatannya dan
berhamburanlah cairan dari liang
senggamanya ke karpet. Aku
memang tidak begitu menghayati
permainan ini, karena pikiranku
selalu ke Sari. Jadi pertahananku
masih kuat. Aku bangkit dengan
telanjang bulat. Kuhampiri Sari.
Sari kaget karena aku
menghampirinya masih dengan
bertelanjang bulat. Langsung
kupeluk dia. Kuciumi seluruh
wajahnya. Tidak ada penolakan
darinya, tetapi juga tidak ada
reaksi apa-apa. Benar-benar
masih polos.
Lama-lama tangannya mulai
memelukku. Dia mulai
menikmatinya. Membalas
ciumanku, walau lidahnya belum
bereaksi. Kuusahan semesra
mungkin aku mencumbunya. Dan
akhirnya mulutnya membuka
sedikit berbarengan dengan
desahannya.
“Aaahhh.. Maasss..!” nafasnya
mulai memburu.
Kumasukkan lidahku ke mulutnya.
Kubelit lidahnya perlahan-lahan.
Dia pun membalasnya. Tanganku
mulai meraba dadanya. Terasa
putingnya sudah mengeras di
bukit kembarnya yang kecil.
Kuremas-remas keduanya
bergantian.
“Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss..
shshhshshs…” desahnya.
Kulepas ciumanku. Kupandangi
wajahnya sambil tanganku
mengangkat kaosnya. Dia diam
saja. Lepas sudah kaosnya,
sekarang tinggal BH mininya.
Kulepaskan juga pengaitnya. Dia
masih diam saja. Akhirnya
terpampanglah bukit kembarnya
yang kecil lucu. Seperti biasa,
untuk menaklukan seorang
perawan, tidak bisa terburu-
buru. Harus sabar dan dengan
kata-kata yang tepat.
“Bukan maaiinnn. Susumu bagus
sekali Sar..!” kataku sambil
memandangi bukit kembarnya.
Warnanya tidak seputih Rina,
agak coklat seperti warna
kulitnya. Aku elus perlahan-lahan
sekali. Kusentuh-sentuh
putingnya yang sudah menonjol.
Setiap kusentuh putingnya, dia
menggelinjang.
Kutidurkan dia ke karpet. Lalu
kuciumi dada kanannya, yang kiri
kuremas-remas.
“Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss..,
aaaddduuuhhh… aaa..!”
Bergantian kiri kanan. Kadang
ciumanku turun ke arah
perutnya, lalu naik lagi. Tangan
kananku sudah mengelus-ngelus
pahanya. Dia masih memakai
celana panjang katun. Kadang-
kadang kuelus-elus
selangkangannya. Dia mulai
membuka pahanya. Sementara
itu Rina sudah pergi ke kamar
mandi. Karena kudengar suara
guyuran air.
Setelah aku yakin dia sudah di
puncak nafsunya, kupandangi
wajahnya lagi. Wajahnya sudah
memerahkarena nafsunya. Ini
saatnya. Lalu tanganku mulai
membuka pengait celananya,
retsletingnya, dan menurunkan
celana panjangnya sekalian
dengan celana dalamnya. Tidak
ada penolakan. Bahkan dia
membantunya dengan
mengangkat pantatnya. Dia
memandangiku sayu.
Bukit kemaluannya kecil tidak
berbulu. Hampir sama dengan
kepunyaan Titin dulu. Mungkin
karena sama-sama orang Sunda.
Kupandangi bibir kemaluannya.
Dia menutupinya dengan kedua
tangannya. Kutarik tangannya
perlahan sambil kudekatkan
wajahku. Mulanya tangannya
menutup agak keras, tetapi
lama-lama mulai melemah. Kucium
bibir kewanitaannya. Aaahhh..,
segar sekali harumnya. Kuulangi
beberapa kali. Setiap kucium,
pantatnya dinaikkan ke atas
sambil mendesah.
“Aaahhh… Masss.., mmm..
sshshshs…”
Batang kejantananku yang tadi
sudah agak lemas, mulai
mengeras lagi.
Lalu kubuka bibir kewanitaannya
dengan jariku. Sudah basah.
Kutelusuri seluruh liangnya
dengan jariku, lalu lidahku. Dia
semakin menggelinjang. Lidahku
menari-nari mencari kedele-nya.
Setelah dapat, kujilat-jilat
dengan cepat sambil agak
kutekan-tekan. Reaksinya,
gelinjangnya makin hebat,
pantatnya bergoyang ke kiri dan
ke kanan.
“Adduuuhhh… Maasss… aaahhh..
ssshhh.. aaahhh..!”
Kuangkat kedua kakinya,
kutumpangkan ke pundakku,
sehingga liang kewanitaannya
semakin membuka. Kupandangi
belahan kewanitaannya. Betapa
indah liangnya. Hangat dan
berkedut-kedut.
“Saarr.., memekmu bagus betul..
Wangi lagi…”
Kembali kuhisap-hisap. Dia
semakin keras mendesah.
Kira-kira 5 menit kemudian,
pahanya menjepit leherku keras
sekali. Lubang keperawanannya
berdenyut-denyut cepat sekali.
Dan,“Syurrr… syurrr…”
menyemburlah cairan
kenikmatannya.
Kuhirup semuanya. Manis, asin,
gurih menjadi satu. Aaasshhh…
segarnya. Kakinya sudah
melemas.Kuturunkan kakinya,
kukangkangkan pahanya.
Kuarahkan batang
keperkasaanku ke liangnya
sambil kupandangi wajahnya.
“Boleh Sarr..?” tanyaku memohon
persetujuannya.
Matanya memandangku sayu,
tidak bertenaga. Dia hanya
mengangguk.
“Pelan-pelan yaa Mass..!”
Kuoles-oleskan kepala
kemaluanku dengan cairan
pelumas yang keluar dari liang
senggamanya. Lalu kugesek-
gesekkan kepala kejantananku
ke bibir kenikmatannya. Kuputar-
putar sambil menekan perlahan.
“Aaahhh.. Maasss… Ooohhh..!” dia
mendesah.
Lalukutekan dengan amat
perlahan. Kepalanya mulai masuk.
Kuperhatikan kemaluannya
menggembung karena menelan
kepala keperkasaanku. Ketekan
sedikit lagi. Kulihat dia menggigit
bibir bawahnya. Kuangkat
pantatku sedikit dengan amat
perlahan. Lalu kudorong lagi.
Begitu berulang-ulang sampai dia
tidak meringis.
“Ayooo… Masss.. aaahhh..
ooohhh.., ssshhhshshhh..!”
Lalu kudorong lagi. Masuk
sepertiganya. Dia meringis lagi.
Kutahan sebentar, kutarik
perlahan, lalu kudorong lagi.
Terasa kepala batang
kejantananku mengenai selaput
tipis. Nah ini dia selaputnya.
“Kok enggak dalam..? Belum
masuk setengahnya udah kena..!”
batinku dalam hati.
“Sar.., tahan sedikit yaa..!”
Lalu kucium bibirnya. Kami
berciuman, saling mengulum. Dan
dengan tiba-tiba kutekan batang
keperkasaanku dengan keras.
“Pret..!” kemaluanku menabrak
sesuatu yang langsung sobek.
Diamau menjerit, tetapi karena
mulutnya kusumpal, maka tidak
ada suara yang keluar.
Kudiamkan sebentar
kejantananku agar liang
keperawanannya mau menerima
benda tumpul asing. Lalu kutarik
ulur perlahan-lahan. Setelah
terlihat dia tidak merasa
kesakitan, kutekan lebih dalam
lagi. Kutahan lagi. Kuangkat
perlahan, kutekan sedikit lagi.
Begitu berulang-ulang sampai
senjataku masuk semuanya. Dia
tetap tidak bisa bicara karena
mulutnya kulumat. Kutahan
kemaluanku di dalam, kulepaskan
ciumanku. Liang senggamanya
menjepit seluruh batangku di
semua sisi. Rasanya bukan main
nikmatnya.
“Gimana Sar..?”
“Sakiittt Masss… Periiihhh…
Mmmm..!”
“Tahan aja dulu, sebentar lagi
ilang kok…” sambil kucabut
sangat perlahan.
Kutekan lagi sampai menyentuk
ujung rahimnya. Begitu berulang-
ulang. Ketika kutarik, kulihat
kemaluan Sari agak tertarik
sampai kelihatan agak
menggembung, dan kalau
kutekan, agak mblesek
menggelembung. Setelah 5 atau
6 kali aku turun naik, terasa
agak mulai licin. Dan Sari pun
tidak terlihat kesakitan lagi.
“Sar.., memekmu sempit banget.
Ooohhh enak sekali Sar..!” bisikku
sambil mempercepat gerakanku.
Dia sepertinya sudah merasa
nikmat.
“Aaahhh… eennnaaakkk… Masss…
aaahhh.. shshshshsh…” desahnya.
Kupercepat terus.
“Ah.. ah.. ahh.. ooo.. shshsh..
aaaddduuuhhh… ooohhh..!”
pantatnya mulai bergerak
mengimbangi gerakanku. Kira-
kira 5 menit, dia mulai tidak
terkendali. Pantatnya bergerak
liar. Tiba-tiba dia menekuk,
kedua kakinya menjepit
pantatku sambil mengangkat
pantatnya. Bibir kemaluannya
berkedut-kedut.
Dan,“Sysurrr.. syuurrr..” dua kali
kepala kejantananku disembur
oleh cairan hangatnya.
Karena aku dari tadi sudah mau
keluar dan kutahan-tahan, maka
kupercepat gerakanku.
“Masss… Uuudddaaahhh.. Mmasss..
Aaaddduuhhh.. Gellii.. Maass..!”
teriaknya.
Aku tidak peduli. Keringatnya
sudah seperti orang mandi.
Kupercepat terus gerakanku,
akhirnya,“Crooot… cruuuttt..”
tiga kali aku menembakan
cairanku di liang kenikmatannya.
Lalu aku ambruk di sebelahnya.
Tiba-tiba, “Plok.. plok.. plok..”
terdengar suara tepukan.
Rupanya Rina sudah dari tadi
memperhatikan kami berdua.
“Mas hebat… Sari.. selamat yaa..!”
katanya sambil mencium pipi Sari.
Sari hanya bisa tersenyum di
sela-sela nafasnya yang masih
ngos-ngosan.
“Enak Sar..?” tanyanya lagi.
Sari hanya bisa mengangguk
lemah. Lalu aku memeluk Sari.
“Sari. Terima kasih yaa..!” kataku
sambil mengecup pipinya.
“Sari juga terima kasih Mas..
Enaakkk banget ya Mass..!”
Aku bangun mengambil baju-
bajuku yang berserakan. Kulihat
di selangkangan Sari ada bercak-
bercak lendir kemerahan.
“Aaaahhh… Aku dapet perawan
lagi..!” batinku.
Lalu aku ke kamar mandi. Selesai
kumandi, gantian Sari yang
mandi. Setelah semua selesai,
kami hanya mengobrol saja
sambil minum teh hangat yang
dibuatkan Rina. Menceritakan
pengalaman yang dirasakan oleh
masing. Aku lemas karena dalam
2 jam sampai 3 kali main.
Sejak saat itu, Sari selalu datang
jam 3 sore. Dan sebelum belajar,
kami selalu mengawalinya dengan
pelajaran biologis. Dan Rina
sepertinya mengetahui dan
menyadari kalau punyanya Sari
lebih oke, jadi dia mengalah selalu
dapat giliran kedua. Dan mereka
pun saling berbagi. Saling
mencoba dan mengajari. Aku
yang dijadikan alat eksperimen
mereka menurut saja. Abis enak
sih.
Setelah pembagian raport,
ternyata yang nilainya naik
banyak hanya Sari. Tetapi
keduanya naik kelas dengan nilai
di atas rata-rata. Begitulah
pengalamanku dengan gadis-
gadis SMP.