Selasa, 31 Mei 2011

Filosofi Hidup 'Inipun Akan Berlalu...'

Seorang petani kaya mati
meninggalkan kedua
putranya. Sepeninggal ayahnya,
kedua putra ini hidup
bersama dalam satu rumah.
Sampai suatu hari mereka
bertengkar dan memutuskan
untuk berpisah dan membagi
dua
harta warisan ayahnya. Setelah
harta terbagi, masih tertingal
satu kotak yang selama ini
disembunyikan oleh ayah
mereka.
Mereka membuka kotak itu dan
menemukan dua buah cincin
di dalamnya, yang satu terbuat
dari emas bertahtakan berlian
dan yang satu terbuat dari
perunggu murah. Melihat cincin
berlian itu, timbullah
keserakahan sang kakak, dia
menjelaskan,
“Kurasa cincin ini bukan milik
ayah, namun warisan
turuntemurun
dari nenek moyang kita. Oleh
karena itu, kita harus
menjaganya untuk anak-cucu
kita. Sebagai saudara tua, aku
akan
menyimpan yang emas dan
kamu simpan yang perunggu.”
Sang adik tersenyum dan
berkata,“Baiklah, ambil saja
yang
emas, aku ambil yang
perunggu.” Keduanya
mengenakan cincin
tersebut di jari masing-masing
dan berpisah. Sang adik
merenung,“Tidak aneh kalau
ayah menyimpan cincin berlian
yang mahal itu, tetapi kenapa
ayah menyimpan cincin
perunggu
murahan ini?” Dia mencermati
cincinnya dan menemukan
sebuah kalimat terukir di cincin
itu: INI PUN AKAN BERLALU.
“Oh, rupanya ini mantra
ayah…,” gumamnya sembari
kembali
mengenakan cincin tersebut.
Kakak-beradik tersebut
mengalami jatuh-bangunnya
kehidupan. Ketika panen
berhasil, sang kakak berpesta-
pora,
bermabuk-mabukan, lupa
daratan. Ketika panen gagal, dia
menderita tekanan batin, tekanan
darah tinggi, hutang sanasini.
Demikian terjadi dari waktu ke
waktu, sampai akhirnya dia
kehilangan keseimbangan
batinnya, sulit tidur, dan mulai
memakai obat-obatan
penenang. Akhirnya dia terpaksa
menjual
cincin berliannya untuk membeli
obat-obatan yang
membuatnya ketagihan.
Sementara itu, ketika panen
berhasil sang adik
mensyukurinya,
tetapi dia teringatkan oleh
cincinnya: INI PUN AKAN
BERLALU.
Jadi dia pun tidak menjadi
sombong dan lupa daratan.
Ketika
panen gagal, dia juga ingat
bahwa: INI PUN AKAN BERLALU,
jadi
ia pun tidak larut dalam
kesedihan. Hidupnya tetap saja
naikturun,
kadang berhasil, kadang gagal
dalam segala hal, namun
dia tahu bahwa tiada yang kekal
adanya. Semua yang datang,
hanya akan berlalu. Dia tidak
pernah kehilangan
keseimbangan
batinnya, dia hidup tenteram,
hidup seimbang, hidup bahagia.
...

1 komentar: