Senin, 30 Mei 2011

Filosofi Hidup 'Wanita Sempurna'

Ini kisah perjumpaan dua orang
sahabat yang sudah puluhan
tahun terpisahkan hidupnya.
Mereka kangen-kangenan,
ngobrol ramai sambil minum
kopi di sebuah kafe. Awalnya
topik yang dibicarakan adalah
soal-soal nostalgia zaman
sekolah dulu, namun pada
akhirnya menyangkut kehidupan
mereka sekarang ini.
"Ngomong-ngomong, mengapa
sampai sekarang kamu belum
juga menikah?" ujar seorang
kepada temannya yang sampai
sekarang membujang.
"Sejujurnya sampai saat ini saya
terus mencari wanita yang
sempurna. Itulah sebabnya saya
masih melajang. Dulu di
Bandung, saya berjumpa
dengan seorang gadis cantik
yang amat pintar. Saya pikir
inilah wanita ideal yang cocok
untuk menjadi istriku. Namun
ternyata di masa pacaran
ketahuan bahwa ia sangat
sombong. Hubungan kami
putus sampai di situ.
"Di Jakarta, saya ketemu seorang
wanita rupawan yang ramah
dan dermawan. Pada
perjumpaan pertama, aku
kasmaran. Hatiku berdesir
kencang, inilah wanita idealku.
Namun ternyata belakangan
saya ketahui, ia banyak tingkah
dan tidak bertanggung jawab.
"Saya terus berupaya mencari.
Namun selalu saya temukan
kelemahan dan kekurangan pada
wanita yang saya taksir. Sampai
pada suatu hari, saya bersua
wanita ideal yang selama ini
saya dambakan. Ia demikian
cantik, pintar, baik hati,
dermawan, dan suka humor.
Saya pikir, inilah pendamping
hidup yang dikirim Tuhan."
"Lantas," sergah temannya yang
dari tadi tekun mendengarkan,
"Apa yang terjadi? Mengapa kau
tidak segera meminangnya?"
Yang ditanya diam sejenak.
Suasana hening.
Akhirnya dengan suara lirih,
sang bujangan menjawab,
"Baru belakangan aku ketahui
bahwa ia juga sedang mencari
pria yang sempurna."
Untuk direnungkan: Get the
point?? Nobody's perfect, dear...
even yourself.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar