Senin, 30 Mei 2011

Hiperaktif Bisa Menetap Sampai Dewasa

Gangguan
perilaku berupa sulit
berkonsentrasi dan hiperaktif
(Attention Deficit Hyperactivity
Disorder/ADHD) selama ini
memang lebih dikenal pada
anak-anak. Namun penelitian
selama hampir dua dekade
menunjukkan gangguan
perilaku tersebut juga bisa
menetap sampai usia dewasa
namun tetap bisa diterapi.
Untuk menetapkan kriteria
ADHD pada remaja dan orang
dewasa, para psikiatri kini
sedang dalam proses menulis
ulang buku panduan penyakit
mental, Diagnostic and
Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM) yang akan
diterbitkan tahun 2013.
Pada DSM edisi yang kini
beredar, ADHD didefinisikan
sebagai gangguan perilaku
pada anak, namun kriteria
yang sama juga sering dipakai
pada orang dewasa yang ingin
diobservasi apakah mereka
menderita ADHD. Dalam buku
panduan terbaru, yang akan
disebut DSM.5, para ahli
psikiatri akan memasukkan
kriteria ADHD pada orang
dewasa.
Pada anak-anak, ADHD
biasanya dicirikan dengan anak
yang tidak bisa diam, suka
meledak-medak, tidak mampu
berkonsentrasi dan
menyelesaikan tugas.
Sementara itu orang dewasa
yang menderita ADHD biasanya
sering menginterupsi orang
yang sedang berbicara dan
memiliki kesulitan
menyelesaikan tengat dalam
tugas.
Orang dewasa yang menderita
ADHD juga sering merasa
kelelahan, sementara di saat
anak-anak mereka sering
tidak bisa diam atau hiperaktif.
Anak-anak ADHD juga biasanya
impulsif.
Dr.Steven Cuffe, psikiatri dari
University of Florida, AS,
mengatakan gangguan ADHD
memang bisa menetap sampai
usia dewasa. Bahkan saat ini
terjadi peningkatan kasus
ADHD pada orang dewasa.
"Beberapa tahun lalu ADHD
diperkirakan dialami 3-5
persen anak. Kini
prosentasenya naik menjadi
6-8 persen," katanya.
Ia memperkirakan, bila kriteria
ADHD pada orang dewasa ini
selesai dirumuskan para ahli
ada kemungkinan jumlah orang
dewasa yang didiagnosa ADHD
akan meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar