Rabu, 08 Juni 2011

Filosofi Hidup - 4 Tipe Manusia Dalam Menghadapi Tekanan

"Semua kesulitan sesungguhnya
merupakan kesempatan bagi
jiwa kita untuk tumbuh" (John
Gray)
Pembaca, hidup memang tidak
lepas dari berbagai tekanan.
Lebih-lebih, hidup di alam
modern ini yang menyuguhkan
beragam risiko. Sampai seorang
sosiolog Ulrich Beck menamai
jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society).
Alam modern menyuguhkan
perubahan cepat dan tak jarang
mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya
membentuk watak, karakter,
dan sekaligus menentukan
bagaimana orang bereaksi di
kemudian hari. Pembaca, pada
kesempatan ini, saya akan
memaparkan empat tipe orang
dalam menghadapi berbagai
tekanan tersebut. Mari kita bahas
satu demi satu tipe manusia
dalam menghadapi tekanan
hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh.
Sedikit tekanan saja membuat
manusia ini patah arang. Orang
macam ini kesehariannya
kelihatan bagus. Tapi, rapuh
sekali di dalam hatinya. Orang ini
gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya,
orang ini langsung mengeluh,
merasa tak berdaya, menangis,
minta dikasihani atau minta
bantuan. Orang ini perlu berlatih
berpikiran positif dan berani
menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah
menyajikan topik generasi
kepompong (cacoon
generation). Time mengambil
contoh di Jepang, di mana
banyak orang menjadi sangat
lembek karena tidak terbiasa
menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini,
kadang kita harus lebih berani
tega. Sesekali mereka perlu
belajar dilatih menghadapi
kesulitan. Posisikan kita sebagai
pendamping mereka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi.
Orang tipe ini biasanya mampu
bertahan dalam tekanan pada
awalnya. Namun seperti
layaknya besi, ketika situasi
menekan itu semakin besar dan
kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga
orang-orang tipe ini. Mereka
mampu menghadapi tekanan,
tetapi tidak dalam kondisi
berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja,
membuat mereka menyerah
dan putus asa. Untungnya,
orang tipe ini masih mau
mencoba bertahan sebelum
akhirnya menyerah. Tipe
lempeng besi memang masih
belum terlatih. Tapi, kalau mau
berusaha, orang ini akan
mampu membangun
kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini
cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang
mampu bersikap fleksibel.
Cobalah Anda menekan
sebongkah kapas. Ia akan
mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat
terjadi tekanan. Tapi, setelah
berlalu, dengan cepat ia bisa
kembali ke keadaan semula. Ia
bisa segera melupakan masa lalu
dan mulai kembali ke titik awal
untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola
pingpong. Inilah tipe yang ideal
dan terhebat. Jangan sekali-kali
menyuguhkan tekanan pada
orang-orang ini karena tekanan
justru akan membuat mereka
bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif.
Coba perhatikan bola pingpong.
Saat ditekan, justru ia memantuk
ke atas dengan lebih dahsyat.
Saya teringat kisah hidup
motivator dunia Anthony
Robbins dalam salah satu
biografinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia
sengaja membeli suatu
bangunan mewah, sementara
uangnya tidak memadai. Tapi,
justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin
kreatif dan tertantang mencapai
tingkat finansial yang
diharapkannya. Hal ini pernah
terjadi dengan seorang kepala
regional sales yang
performance-nya bagus sekali.
Bangun network
Tetapi, hasilnya ini membuat
atasannya tidak suka. Akibatnya,
justru dengan sengaja
atasannya yang kurang suka
kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah
kondisinya. Tetapi, bukannya
mengeluh seperti rekan
sebelumnya di daerah tersebut.
Malahan, ia berusaha
membangun netwok,
mengubah cara kerja, dan
membereskan organisasi. Di
tahun kedua di daerah tersebut,
justru tempatnya berhasil
masuk dalam daerah tiga top
sales.
Contoh lain adalah novelis dunia
Fyodor Mikhailovich
Dostoevsky. Pada musim
dingin, ia meringkuk di dalam
penjara dengan deraan angin
dingin, lantai penuh kotoran
seinci tebalnya, dan kerja paksa
tiap hari. Ia mirip ikan herring
dalam kaleng. Namun, Siberia
yang beku tidak berhasil
membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-
karya tulis besar, seperti The
Double dan Notes of The Dead.
Ia menjadi sastrawan dunia. Hal
ini juga dialami Ho Chi Minh.
Orang Vietnam yang biasa
dipanggil Paman Ho ini harus
meringkuk dalam penjara. Tapi,
penjara tidaklah membuat
dirinya patah arang. Ia berjuang
dengan puisi-puisi yang ia tulis.
A Comrade Paper Blanket
menjadi buah karya
kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh
kecil. Yang penting sekarang
adalah Anda. Ketika Anda
menghadapi kesulitan, seperti
apakah diri Anda? Bagaimana
reaksi Anda? Tidak menjadi
persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah
dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya,
bangun mental Anda hingga ke
level bola pingpong. Saat itulah,
kesulitan dan tantangan tidak lagi
menjadi suatu yang
mencemaskan untuk Anda.
Sekuat itukah mental Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar