Jumat, 10 Juni 2011

(Daun Muda) - Nafsunya Pembantu

Di tempat aku tinggal ada
pembantu baru, lelaki, orangnya
sepantaran aku, tinggi besar,
lumayan ganteng, malah terlalu
ganteng untuk jadi pembantu,
harusnya jadi cover boy.
Namanya Budi. Aku tertarik
padanya karena dia type cowok
idaman buatku. Aku kerap kali
membayangkan gimana kalo aku
dientot olehnya, memekku
dienjot kontolnya yang dari luar
celananya kelihatan
menggembung, pertanda
kontolnya besar.
Satu hari, aku tidak kerja
sehingga dirumah seharian. Aku
cuma pake daster yang mini
tanpa bra, sehingga toketku
bergerak2 kalo aku jalan. Kalo
papasan dengan dia, kulihat
matanya lekat menatap toketku
yang bergerak2 itu, aku sih gak
perduli. Siang itu gak ada siapa2
di tempat tinggalku. Aku duduk di
meja makan membaca koran
setelah menyantap makan
siangku. Dia sedang ngepel di
ruang makan. Aku sengaja
mengangkangkan pahaku,
sehingga dasterku yang mini itu
makin tersingkap ke atas dan
pastinya cd ku akan bisa dilihat
dengan jelas oleh dia yang
sedang ngepel itu. Aku tau
bahwa dia pasti sedang melotot
melihat paha dan cdku walaupun
aku tidak melihatnya karena
terhalang meja makan, karena
dia tidak selesai2 ngepel lantai di
sekitar meja makan itu. Aku
kaget juga karena ternyata dia
berani banget. Aku merasa ada
rabaan di pahaku. Paha makin
kukangkangkan karena aku tau
pasti dia sedang ngelus2 pahaku.
Aku jadi menggeliat2 karena
rabaannya pada paha bagian
dalam,“Aah”, erangku, karena
napsuku mulai naik. “Kenapa Nes,
napsu ya”, katanya. Dia memang
memanggil semua yang
sepantaran dia di tumah itu
dengan namanya.“Tanganmu
nakal sih”, kataku terengah.
“Abis kamu nantang duluan sih.
Udah tau aku lagi ngepel pake
ngangkangin paha segala”,
jawabnya dengan tetap ngelus2
pahaku, elusannya makin lama
makin naik ke atas. Kini
tangannya mulai meraba dan
meremes memekku dari luar
cdku, Aku semakin terangsang
karena ulahnya, “Aah Bud, ines
jadi napsu nih”, erangku. “Iya
Nes, cd kamu udah basah begini.
Kamu ternyata napsunya besar
ya, mau ngentot gak dengan
aku”, katanya terus terang. Aku
terdiam mendengar ajakannya
yang to the point itu. Aku yakin
kontolnya pasti udah ngaceng
berat. Terasa jarinya menyusup
kedalam cdku lewat samping.
Memang aku pake cd yang minim
sekali sehingga dia mudah
mengakses memekku dari
samping cdku. Terasa sekali
jarinya mengorek2 memekku
mencari itilku, setelah ketemu
langsung saja dikilik2nya.“Bud…”,
erangku. Memekku menjadi makin
basah. Aku duduknya menjadi
setengah melorot sehingga
dasterku makin terangkat
keatas, membebaskan
selangkanganku. Dia makin nakal
ulahnya, pahaku makin
dikangkangkannya dan terasa
hembusan napasnya yang hangat
di pahaku. Dia mulai menjilati
pahaku, dari bawah bergerak
perlahan keatas sambil
digigit2nya pelan. Aku menggigil
menahan geli saat lidahnya
menyelisuri pahaku.“Bud, kamu
pinter banget ngerangsang Ines,
udah biasa ngerangsang cewek
ya”, kataku terengah. CD ku
yang minim itu dengan mudah
disingkirkan disingkirkan
kesamping dan tak lama
kemudian terasa lidahnya
menghunjam ke memekku yang
sudah sangat basah. Aku hanya
pasrah saja atas perlakuannya,
aku hanya bisa mengerang
karena rangsangan pada
memekku itu. Lidahnya menyusup
ke dalam memekku dan mulai
bergerak keatas. Aku makin
mengejang ketika dia mulai
menjilati itilku.“Aah Bud, Ines
sudah pengen dientot”, aku
mengerang saking napsunya. Dia
menghentikan aksinya, berdiri
dan menarikku berdiri juga.
Karena rumah sedang sepi, dia
langsung memelukku dan
mencium bibirku dengan
napsunya. Lidahnya menerobos
bibirku dan mencari lidahku,
segera aku bereaksi yang sama
sehingga lidah kami saling
membelit didalam mulutku.
Pelukannya makin erat, Terasa
ada sesuatu yang mengganjal
diperutku, kontolnya rupanya
sudah ngaceng berat seperti
dugaanku. Tangannya mulai
bergerak kebawah, meremas
pantatku dari luar dasterku,
sedang tangan satunya masih
ketat mendekapku. Aku
menggelinjang karena remasan
dipantatku dan tekanan
kontolnya yang ngaceng itu
makin terasa diperutku.“Aah”,
lenguhku sementara bibirku
masih terus dikulumnya dengan
penuh napsu juga. Lidahnya
kemudian dikeluarkan dari
mulutku, bibirku dijilati kemudian
turun ke daguku. Tangannya
bergeser dari pantatku ke arah
memekku,“Aah”, kembali aku
mengerang ketika jarinya mulai
mengilik memekku dari luar cdku.
Lidahnya mengarah ke leherku,
dijilatinya sehingga aku
menggeliat2 kegelian. Sementara
itu jarinya sudah menyusup
kembali ke dalam cdku lewat
samping dan mulai mengelus2
memekku yang sudah sangat
basah itu dan kemudian
menjadikan itilku sasaran
berikutnya.Digerakkannya jarinya
memutar menggesek itilku. Aku
menjadi lemes dan bersender
dipelukannya.“Nes kekamarmu
aja yuk”, katanya sambil
menyeret tubuhku yang lemes
itu kekamarku.
Di kamar aku didorongnya
dengan keras sehingga terbaring
diranjang, sementara dia
mengunci pintunya. Korden
jendela ditutupnya sehingga
ruangan menjadi agak gelap. Dia
segera menghampiriku, cdku
ditariknya sehingga lepas dan dia
mulai menggarap memekku lagi.
“Nes, jembut kamu lebat sekali,
gak heran napsu kamu gede
banget. Dikilik sebentar aja udah
basah begini”, katanya sambil
mengangkangkan pahaku lagi.
Jembutku disingkirkannya dan
langsung saja mulutnya
menyosor memekku lagi. Bibir
memekku diemutnya, lidahnya
menyyusup masuk melalui bibir
memekku. Tanpa sadar aku
meremes2 rambutnya. Lidahnya
mulai menjilati itilku, perutku
mengejang karena menahan
kenikmatan rangsangannya.“Aah
terus Bud, enak”, teriakku.
Kepalanya kutekan sehingga
menempel erat di memekku.
Lidahnya makin seru saja mengilik
memek dan itilku. Cairan
memekku diisepnya, itu
membuatku makin melayang2.
Ketika aku udah hampir nyampe,
dia menghentikan aksinya,
“Kenapa brenti”, protesku. “ines
sudah ampir nyampe”. Dia
membuka baju dan celannya,
sekaligus dengan cdnya, benar
dugaanku. Ternyata kontolnya
besar dan panjang, berdiri tegak
karena sudah ngaceng berat.
Aku ditariknya bangun kemudian
disuruh menelungkup dipinggir
ranjang, saat itu aku masih
memakai daster miniku. Dia
memposisikan dirinya
dibelakangku, punggungku
didorong sedikit sehingga aku
menjadi lebih nungging. Pahaku
digesernya agar lebih membuka.
Aku menggelinjang ketika merasa
ada menggesek2 memekku.
Memekku yang sudah sangat licin
itu membantu masuknya kontol
besarnya dengan lebih mudah.
Kepala kontolnya sudah terjepit
di memekku. Terasa sekali
kontolnya sesek mengganjal di
selangkanganku.“Aah, gede
banget kontolmu”, erangku. Dia
diam saja, malah terus
mendorong kontolnya masuk
pelan2. Aku menggeletar ketika
kontolnya masuk makin dalam.
Nikmat banget rasanya
kemasukan kontolnya yang
besar itu. Pelan2 dia menarik
kontolnya keluar dan
didorongnya lagi dengan pelan
juga, gerakan keluar masuk
kontolnya makin cepat sehingga
akhirnya dengan satu hentakan
kontolnya nancep semua di
memekku.“Aah, enak banget Bud
kontolmu”, jeritku. “memekmu
juga peret banget deh Nes. baru
sekali aku ngerasain memek
seperet memekmu”, katanya
sambil mengenjotkan kontolnya
keluar masuk memekku.“Huh”,
dengusku ketika terasa
kontolnya nancep semua di
memekku, Terasa biji pelernya
menempel ketat di pantatku.
Memekku terasa berdenyut
meremes2 kontolnya yang
nancep dalem sekali karena
panjangnya. Tangannya yang
tadinya memegang pinggulku
mulai menyusup kedalam
dasterku dan meremes toketku
dengan gemesnya. Aku menjadi
menggelinjang karenanya,
sementara itu enjotan keluar
masuk kontolnya makin
dipercepat. Tubuhku makin
bergetar merasakan gesekan
kontolnya di memekku.“Enak
Bud, enjotin yang keras, aah,
nikmatnya. Ines mau deh kamu
entot tiap hari”, erangku gak
karuan. Keluar masuknya
kontolnya di memekku makin
lancar karena cairan memekku
makin banyak, seakan menjadi
pelumas kontolnya. Dia
menelungkup dibadanku dan
mencium kudukku. Aku menjadi
menggelinjang kegelian. Pinter
banget dia merangsang dan
memberi aku nikmat yang luar
biasa. Toketku dilepaskannya dan
tangannya menarik wajahku
agar menengok ke belakang,
kemudian bibirku segera
diciumnya dengan napsunya.
Lidahnya kembali menyusup
kedalam mulutku dan membelit
lidahku. Tangannya kembali
menyusup kedalam dasterku dan
meneruskan tugasnya meremes2
toketku. Sementara itu,
kontolnya tetep dienjotkan
keluar masuk dengan cepat dan
keras. Jembutnya yang kasar
dan lebat itu berkali2 menggesek
pantatku ketika kontolnya
nancep semuanya di memekku.
Aku menjadi mengerang
keenakan berkali2, ini menambah
semangatnya untuk makin
mgencar mengenjot memekku.
Pantatku mulai bergerak
mengikuti irama enjotan
kontolnya. Pantatku makin cepat
bergerak maju mundur
menyambut enjotan kontolnya
sehingga rasanya kontolnya
nancep lebih dalem lagi di
memekku.“Terus Bud, enjot
yang keras, aah nikmat banget
deh dientot kamu”, erangku. Dia
makin seru saja mengenjot
memekku dengan kontolnya. Aku
tersentak. Perutku terasa
kejang menahan kenikmatan
yang luar biasa. Bibirku kembali
dilumatnya, aku membalas
melumat bibirnya juga,
sementara gesekan kontolnya
pada memekku tetep saja
terjadi. Akhirnya aku tidak dapat
menahan rangsangan lebih lama,
memekku mengejang dan“Bud,
Ines nyampe aah”, teriakku.
Memekku berdenyut hebat
mencengkeram kontolnya
sehingga akhirnya, kontolnya
mengedut mengecretkan pejunya
sampe 5 semburan. Terasa
banget pejunya yang anget
menyembur menyirami memekku.
Kontolnya terus dienjotkan
keluar masuk seiring ngecretnya
pejunya. Akhirnya aku ambruk
keranjang dan dia menindihku.
Napasku memburu, demikian juga
napasnya. Kontolnya terlepas
dari jepitan memekku sehingga
terasa pejunya ikut keluar
mengalir di pahaku. Dia segera
telentang diranjangku supaya
tidak menindih aku.“Nes, nikmat
banget deh memek kamu, peret
dan empotannya kerasa
banget”, katanya. “Kamu sudah
sering ngentot ya Bud, ahli
banget bikin Ines nikmat. Kamu
ngentot ama siapa aja”, tanyaku.
“Kalo enggak anak majikan ya
istri majikan”, jawabnya sambil
cengar cengir. “Wah nikmat
banget kamu, ada yang muasin
kamu sembari kerja”, jawabku
sambil menelentangkan badanku
disebelahnya.
Dia bangun dan masuk kamar
mandi, memang kamarku ada
kamar mandi didalemnya.
Terdengar grujuan air, dia
rupanya sedang membersihkan
dirinya, sementara aku masih
saja telentang di ranjang
menikmati sisa2 kenikmatan yang
baru saja aku rasakan. Dia
keluar dari kamar mandi,
dasterku yang sudah basah
karena keringat dilepasnya
sehingga aku terkapar telanjang
bulat.“kamu napsuin deh Nes,
toket kamu gede dan kenceng,
mana pentilnya gede lagi. sering
diemut ya Nes, kamu nentotnya
sama siapa sih”, tanyanya. Aku
hanya tersenyum mendengar
ocehannya.“Aku paling suka liat
jembut kamu, lebat banget sih.
Aku paling napsu ngeliat cewek
kayak kamu ini, toketnya gede
kenceng dan jembutnya lebat,
nikmat banget dientotnya,”
katanya lagi. Dia berbaring
disebelahku dan memelukku, “Nes
aku pengen lagi deh”, katanya.
Aku kaget juga dengernya, baru
aja ngecret udah napsu lagi, tapi
aku suka cowok kaya begini,
udah kontolnya gede dan
panjang, kuat lagi ngentotnya.
Dia mulai menciumi leherku dan
lidahnya menjilati leherku. Aku
menggelinjang dan mulai
terangsang juga. Bibirku segera
diciumnya, lidahnya kembali
menyusup kedalam mulutku dan
membelit lidahku. Sementara itu
tangannya mulai meremes2
toketku dengan gemes. Dia
melepaskan bibirku tetapi
lidahnya terus saja menjilati
bibirku, daguku, leherku dan
akhirnya toketku. Pentilku yang
sudah mengeras dijilatinya
kemudian diemutnya dengan
rakus. Aku menggeliat2 karena
napsuku makin memuncak juga.
“Aash, kamu napsu banget sih
Bud, tapi Ines suka banget”,
erangku. Toketku yang sebelah
lagi diremes2nya dengan gemes.
Jari2nya menggeser kebawah,
keperutlu, Puserku dikorek2nya
sehingga aku makin
menggelinjang kegelian. Akhirnya
jembutku dielus2nya, tidak lama
karena kemudian jarinya
menyusup melalui jembutku
mengilik2 memekku. Pahaku
otomatis kukangkangkan untuk
mempermudah dia mengilik
memekku. “Aah”, aku melenguh
saking nikmatnya. Dia membalik
posisinya sehingga kepalanya ada
di memekku, otomatis kontolnya
yang sudah ngaceng ada didekat
mukaku. Sementara dia mengilik
memek dan itilku dengan
lidahnya, kontolnya kuremes dan
kukocok2, keras banget
kontolnya. Kepalanya mulai
kujilati dan kuemut pelan,
lidahnya makin terasa menekan2
itilku sehingga pantatku
terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut
kontolnya sebab dia segera
membalikkan badannya dan
menelungkup diatasku, kontolnya
ditancapkannya di memekku dan
mulai ditekennya masuk kedalam.
Setelah nancep semua, mulai dia
mengenjotkan kontolnya keluar
masuk dengan cepat da keras.
Bibirku kembali dilumatnya
dengan penuh napsu, sementara
itu terasa banget kontolnya
mengisi seluruh ruang memekku
sampe terasa sesek. Nikmat
banget ngentot sama dia. Aku
menggeliat2kan pantatku
mengiringi enjotan kontolnya itu.
Cukup lama dia mengenjotkan
kontolnya keluar masuk, tiba2
dia berhenti dan mencabut
kontolnya dari memekku. Dia
turun dari ranjang dan duduk di
kursi, aku dimintanya untuk
duduk dipangkuannya
mengangkang diantara kedua
kakinya. Dia memelukku dengan
erat. Aku sedikit berdiri supaya
dia bisa mengarahkan kontolnya
yang masih ngaceng itu masuk
ke memekku. Aku menurunkan
badanku sehingga sedikit2
kontolnya mulai ambles lagi di
memekku. Aku menggeliat
merasakan nikmatnya kontolnya
mendesak masuk memekku
sampe nancep semuanya.
Jembutnya menggesek jembutku
dan biji pelernya terasa
menyenggol2 pantatku. Aku muali
menaik turunkan badanku
mengocok kontolnya dengan
memekku. Dia mengemut pentilku
sementara aku aktif bergerak
naik turun. Nikmat banget,
kayanya lebih nikmat dari tadi.
“Aah Bud, enak banget deh, lebih
nikmat dari yang tadi”, erangku
sambil terus menurun naikkan
badanku mengocok kontolnya
yang terjepit erat di memekku.
Memekku mulai berdenyut lagi
meremes2 kontolnya, gerakanku
makin liar, aku berusaha
menancepkan kontolnya
sedalam2nya di memekku sambil
mengerang2. Tangannya
memegang pinggulku dan
membantu agar aku terus
mengocok
kontolnya dengan memekku. Aku
memeluk lehernya supaya isa
tetep mengenjot kontolnya,
denyutan memekku makin terasa
kuat, dia juga melenguh saking
nikmatnya’ “Nes, empotan
memekmu kerasa banget deh,
mau deh aku ngentot ama kamu
tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa
menahan rangsangan lebih lama
dan“Bud, Ines nyampe, aah”,
teriakku dan kemudian aku
terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret
juga, kayanya ronde kedua
membuat dia bisa ngentot lebih
lama.“Cape Nes”, tanyanya
tersenyum sambil terus
memelukku.“He eh”, jawabku
singkat. Pelan dia mengangkat
badanku dari pangkuannya
sehingga aku berdiri, kontolnya
lepas dari jepitan memekku.
Kontolnya masih keras dan
berlumuran cairan memekku.
Kembali aku dimintanya nungging
dipinggir ranjang, doyan banget
dia dengan doggie style. aku sih
oke aja dengan gaya apa saja
karena semua gaya juga nikmat
buat aku. Dia menjilati kudukku
sehingga aku menggelinjang
kegelian, perlahan jilatannya
turun ke punggung. Terus turun
ke pinggang dan akhirnya sampe
dipinggulku. Otot perutku terasa
tertarik karena rangsangan
jilatan itu. Mulutnya terus
menjilati, yang menjadi sasaran
sekarang adalah pantatku,
diciuminya dan digigitnya pelan.
Apalagi saat lidahnya mulai
menyapu daerah sekitar lubang
pantatku. Geli rasanya.
Jilatannya turun terus kearah
memekku, kakiku
dikangkangkannya supaya dia
bisa menjilati memekku dari
belakang, Aku lebih menelungkup
sehingga pantatku makin
menungging dan memekku
terlihat jelas dari belakang. Dia
menjilati memekku, sehingga
kembali aku berteriak2 minta
segera dientot,“Bud, nakal deh
kamu, ayo dong Ines cepetan
dientotnya”. Dia berdiri dan
memposisikan kontolnya dibibir
memekku dan dienjotkannya
kedalam dengan keras sehingga
nancep semua dengan sekali
enjotan. Dia mulai mengenjot
memekku dengan kontolnya,
makin
lama makin cepat. Aku kembali
menggeliat2kan pantatku
mengimbangi enjotan kontolnya
dimemekku. Jika dia mengejotkan
kontolnya masuk aku mendorong
pantatku kebelakang sehingga
menyambut kontolnya supaya
nancep sedalam2nya di memekku.
Toketku berguncang2 ketika dia
mengenjot memekku. Dia
merems2 toketku dan memlintir2
pentilnya sambil terus
mengenjotkan kontolnya keluar
masuk.“Terus Bud, nikmat
banget deh”, erangku lagi.
Enjotan berjalan terus,
sementara itu aku mengganti
gerakan pantatku dengan
memutar sehingga efeknya
seperti meremes kontolnya.
Dengan gerakan memutar, itilku
tergesek kontolnya setiap kali
dia mengenjotkan kontolnya
masuk. Denyutan memekku makin
terasa keras, diapun melenguh,
“Nes, nikmat banget empotan
memek kamu”. Akhirnya kembali
aku kalah, aku nyampe lagi
dengan lenguhan panjang,“Aah
nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot
perutku mengejang dan aku
ambruk ke ranjang karena
lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang
dan segera dia menaiki tubuhku
yang sudah terkapar karena
lemesnya. Pahaku
dikangkangkannya dan segera
dia menancapkan kembali
kontolnya di memekku. Kontolnya
dengan mudah meluncur kedalam
sehingga nancep semuanya
karena memekku masih licin
karena cairan yang berhamburan
ketika aku nyampe. Dia mulai
mengenjotkan lagi kontolnya
keluar masuk. Hebat sekali
staminanya, kayanya gak ada
matinya ni orang. Aku hanya bisa
terkapar menikmati sisa
kenikmatan dan rangsangan
baru dari enjotan kontolnya. Dia
terus mengejotkan kontolnya
dengan cepat dan keras. Dia
kembali menciumi bibirku, lherku
dan dengan agak
membungkukkan badan dia
mengemut pentilku. Sementara
itu enjotan kontolnya tetap
berlangsung dengan cepat dan
keras. Aku agak sulit bergerak
karena dia agak menindih
badanku, keringatku sudah
bercampur aduk dengan
keringatnya. Enggak tau sudah
berapa lama dia mengentoti ku
sejak pertama tadi. Dia
menyusupkan kedua tangannya
kepunggungku dan menciumku
lagi. Kontolnya terus saja
dienjotkan keluar masuk.
Pertutku mengejang lagi, aku
heran juga kok aku cepet
banget mau nyampe lagio dientot
dia. Aku mulai menggeliatkan
pantatku, kuputar2 mengimbangi
enjotan kontolnya. Memekku
makin mengedut mencengkeram
kontolnya, pantatku terkadang
terangkat menyambut
enjotannya yang keras, sampe
akhirnya, “terus Bud, yang
cepet, Ines udah mau nyampe
lagi”, teriakku. Dia dengan
gencarnya mengenjotkan
kontolnya keluar masuk dan,
“Aah Ines nyampe lagi”, aku
berteriak keenakan.
Berbarengan dengan itu terasa
sekali semburan pejunya yang
kuat di memekku. Diapun ngecret
dan ambruk diatas badanku. Kami
sama2 terkulai lemes, lebih2 aku
karena aku udah nyampe 3 kali
sebelum dia akhirnya ngecret
dimemekku.“Bud, kamu kuat
banget deh ngentotnya, mana
lama
lagi. Nikmat banget ngentot ama
kamu. Kapan kamu ngentotin Ines
lagi”, kataku. Dia tersenyum
mendengar sanjunganku. “Kalo
ada kesempatan ya aku sih mau
aja ngentotin kamu. memek kamu
yang paling nikmat dari semua
cewek yang pernah aku entot”,
jawabnya memuji. Dia kemudian
meninggalkanku terkapar
telanjang karena nikmat.
Malemnya, aku sudah tertidur,
terdengar garukan di pintu
kamarku. Aku terbangun,“Siapa”
kataku lirih. “Aku Nes”,
terdengar suara Budi, rupanya
dia belum puas ngentotin aku
tadi siang, minta nambah lagi
malem ini. Gak ada matinya
rupanya dia. Aku bangun dan
membukakan pintu. Segera dia
masuk dan memeluk tubuhku
yang hanya terbalut cd minim.
“Nes, aku pengen ngerasain
empotan memek kamu lagi ya,
boleh kan”, katanya. Aku kalo
tidur hanya pake cd saja karena
gerah hawanya dikamar. Dia lalu
berbaring telentang di ranjang,
lalu aku mulaijongkok di atasnya
dan menciumi nya, tangannya
mengusap-usap punggungku.
Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh…
hmmhhh…” dia mendesah-desah.
Setelah puas melumat bibir dan
lidahnya, aku mulai bergerak ke
bawah, menciumi dagunya, lalu
lehernya. Kaosnya kusingkapkan
dari bawah lalu kuciumi dadanya.
“Hmmmhhh… aduh Nes enak ..”
rintihnya. Dia terus mendesah
sementara aku mulai menciumi
perutnya, lalu pusarnya, sesekali
dia berteriak kecil kegelian.
Akhirnya
risleting celana pendeknya
kubuka, kusingkapkan cdnya,
kontolnya yang sudah ngaceng
berat kupegang dan kukocok2,
“Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh
Nes…” dia cuman bisa mendesah
doang. Kontolnya langsung
kukenyot-kenyot, sementara dia
meemas-remas rambutku saking
enaknya,“Ehmm… Ehmm…”
Mungkin sekitar 5 menitan aku
ngemut kontolnya, kemudian aku
bilang,“Bud… sekarang giliran
kamu yach?” Dia cuma
tersenyum, lalu bangkit sembari
memelorotkan celana pendek dan
celana dalamnya, sedangkan aku
sekarang yang ganti tiduran. Dia
mulai nyiumin bibirku, aku
mencoba ngelepasin kaosnya, lalu
dia langsung melepasnya dan
meletakkan di sebelahnya. Dia
pun mulai menciumi leherku
sementara tangannya meraba-
raba toketku dan diremasnya.
“Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti
aku yang mendesah keenakan.
Apalagi ketika dia menjilati
pentilku yang tebal dan
berwarna coklat tua. Setelah
puas melumat pentilku
bergantian, dia mulai menjilati
perutku dan ingin memelorotkan
CDku. Aku mengangkat pantatku,
lalu dia memelorotkan CDku. Dia
langsung menciumi memekku
dengan penuh napsu, otomatis
pahaku mengangkang supaya dia
bisa mudah menjilati memek dan
itilku.“Ahh.. Ahhhh…” aku
mengerang dan mendesah keras
keenakan. Sesekali kudengar
“slurrp… slurrp…” dia menyedot
memekku yang sudah
mulai basah itu.”Ahhhh… Bud…
Enak …” desahan ku semakin
keras saja karena merasa
nikmat, seakan tidak peduli kalau
terdengar orang di luar. Napsuku
sudah sampe ubun2, dia kutarik
untuk segera menancapkan
kontol besarnya di memekku
yang sudah gatel sekali rasanya,
pengen digaruk pake kontol.
Pelan-pelan dia memasukkan
kontolnya ke dalam memekku.
dengan satu enjotan keras dia
menancapkan seluruh kontolnya
dalam memekku.“Uh… uhhh….
Ahhhhhhh…nikmat banget Bud”
desahku ketika dia mulai asyik
menggesek-gesekkan kontolnya
dalam memekku. Aku
menggoyang pinggulku seirama
dengan keluar masuknya
kontolnya di memekku. Dia
mempercepat gerakannya. Gak
lama dienjot aku sudah merasa
mau nyampe,“Ah…Bud…Aku
sepertinya mau… ahhh…” dia
malah mempergencar enjotan
kontolnya dimemekku,“Bareng
nyampenya ya Nes, aku juga dah
mau ngecret”, katanya
terengah. Enjotan kontolnya
makin cepat saja, sampe
akhirnya,“Bud, Ines nyampe
aah”, badanku mengejang
karena nikmatnya, terasa
memekknu berdenyut2 meremas
kontolnya sehingga diapun
menyodokkan kontolnya dengan
keras,“Nes, aku ngecret aah”,
terasa semburan pejunya yang
deres dimemekku. Dia terkapar
lemes diatas badanku, demikian
pula aku. Setelah istirahat
sejenak, dia mencabut
kontolnya , memakai pakaiannya
dan keluar meninggalkan aku
terkapar telanjang di ranjang.
Sejak itu setiap ada kesempatan,
aku selalu minta dientot sama
dia.

1 komentar:

  1. Emperor Casino: Online Games for Real Money - Shoot'Em Casino
    Play our slot games for real money on your phone, tablet or mobile device at the 인카지노 best online casinos, free 1xbet korean spins, blackjack, roulette and so much 제왕 카지노 more.

    BalasHapus